ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) ANGINA PEKTORIS TIDAK
STABIL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpa adnya infark.Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna
untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Pada makalah ini terutama akan
dibahas mengenai Angina pectoris tidak stabil karena angina pectoris tidak
stabil adalah suatu sindroma klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina
pectoris yang dapat berubah menjadi infark miokard ataupun kematian.
Sindroma Angina pectoris tidak stabil telah lama dikenal sebagai gejala awal
dari infark miokard akut (IMA).Bayak penelitian melaporkan bahwa angina
pectoris tidak stabil merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan
kematian.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 60-70% penderita IMA dan 60%
penderita mati mendadak pada riwayat penyakitnya yang mengalami gejala angina
pectoris tidak stabil.Sedangkan penelitian jangka panjang mendapatkan IMA
terjadi pada 5-20% penderita angina pectoris tidak stabil dengan tingkat
kematian 14-80%.
Dalam kelompok yang mengalami nyeri dada,terdapat serangan jantung yang
jumlahnya dua kali lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengalami nyeri
dada.Dalam kelompok yang mengalami angina dan kemungkinan serangan jantung
sebelumnya(mereka mengakui pernah mengalami sedikitnya satu kali serangan nyeri
dada yang parah,yang berlangsung lebih lama dari biasanya,bahkan pada saat
istirahat),terdapat lebih dari enam kali serangan jantung dbandingkan kelompok
lainnya.
Angina
pectoris tidak stabil letaknya diantara spectrum angina pectoris stabil dan
infark miokard,sehingga merupakan tantangan dalam upaya pencegahan terjadinya
infark miokard.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah
konsep dari angina pectoris tidak stabil?
1.2.2
Bagaimanakah
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan angina pectoris tidak stabil?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui Konsep dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan angina
pectoris tidak stabil
1.3.2
Tujuan
Khusus
- Dapat mengetahui definisi dari
Angina pectoris tidak stabil
- Dapat mengetahui etiologi dari
Angina pectoris tidak stabil
- Dapat mengetahui Manifestasi
klinis dari Angina pectoris tidak stabil
- Dapat mengetahui
penatalaksanaan dari Angina pectoris tidak stabil
- Dapat merumuskan pengkajian
sampai dengan intervensi dan WOC dari Angina pectoris tidak stabil
6.Dapat merumuskan Asuhan Keperawatan dari angina pectoris tidak
stabil
1.4
Manfaat
1.4.1
Untuk
Teoritis:
Memberikan
informasi ilmu pengetahuan tentang perjalanan penyakit angina pektoris tidak
stabil
1.4.2
Untuk
Praktis:
Memberikan
informasi tentang angina pectoris tidak stabil agar perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan kepada klien secara tepat dan optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian angina pectoris tidak stabil
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan
segera hilang bila aktifitas berhenti. (Anwar,Bahri,2009)
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu
iskemik miokard tanpa adnya infark.Klasifikasi klinis angina pada dasarnya
berguna untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa
angina mengalami perubahan dari tahun ke tahun,akan tetapi pada umumnya dapat
dibedakan 3 tipe angina :
1.Classical
effort angina(angina klasik)
Pada nekropsi biasanya didapatkan arterosklerosis koroner.Pada keadaan
ini,obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu
istirahat.Akan tetapi,bila kebutuhan aliran darah melewati jumlah yang dapat
melewati obstruksi tersebut,maka terjadi iskemik dan timbul gejala
angina.Angina pectoris akan timbul pada setiap aktivitas yang dapat
meningkatkan denyut jantung,tekanan darah,dan status inotropik jantung sehingga
kebutuhan oksigen akan bertambah seperti pada aktivitas fisik dan udara dingin.
2.Variant
Angina(angina Printzmetal)
Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat,akibat
penurunan supplai oksigen darah ke miokard secara tiba-tiba.Penelitian terbaru
menunjukkan terjadinya obstruksi yang dinamis akibat spasme koroner baik pada
arteri yang sakit maupun normal.Peningkatan obstruksi koroner yang tidak
menetap ini selama terjadi angina saat istirahat jelas disertai penurunan darah
arteri koroner.
3.Unstable Angina (Angina tidak stabil)
Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti keluhan
yang bertambah progresif,dan sebelumnya dengan angina stabil atau angina pada
pertama kali.Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja.Pada
patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai cirri
tersendiri. Angina pectoris tidak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma
iskemik infark miokard akut yang berada diantara angina pectoris stabil dan
infark miokard akut.(Anwar Bahri,2009)
2.2
Etiologi
Angina yang tidak stabil terjadi ketika pecahnya mendadak dari plak, yang
menyebabkan akumulasi cepat trombosit di lokasi pecah dan peningkatan mendadak
dalam obstruksi aliran darah dalam arteri koroner. Akibatnya, gejala angina
tidak stabil terjadi tiba-tiba, sering kali dalam tak terduga atau tidak
terduga.. Gejala mungkin baru, lama, lebih berat, atau terjadi sedikit atau
tidak dengan angina.Angina tidak stabil merupakan suatu keadaan darurat medis.
Jadi jika angina tidak stabil terjadi, mencari perhatian medis segera sangat
penting.
Gejala angina pektoris tidak stabil pada dasarnya timbul karena iskemik
akut yang tidak menetap akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan
suplai O2 miokard. Angina dimulai ketika pasokan oksigen dan glukosa tidak
selaras dengan kebutuhan.Pasokan oksigen dan glukosa yang terus menerus dari
aliran darah ke miokardium adalah mutlak penting bagi kehidupan.Tanpa mereka,jantung
akan mengeluh dan biasanya pasien mengeluh nyeri.Dan jika pasokan oksigen dan
glukosa ke bagian tertentu dari miokardium tidak dipulihkan dengan cepat,maka
bagian otot itu akan mati.Nyerinya disebut angina,dan kematian otot disebut
“infark” atau dalam bahasa sehari-sehari adalah serangan jantung.
Angina
dimulai ketika pasokan oksigen dan glukosa tidak selaras dengan kebutuhan.Jika
ada sesuatu yang menghalangi kemulusan akses oksigen dan glukosa ke
miokardium,padahal jantung harus berdenyut,maka miokardium akan akan mencoba
menemukan sumbernya dari bahan lain,misalnya lemak,dan akan
berusaha”membakarnya” tanpa oksigen.Kebanyakan orang,ketika kanak-kanak pernah
merasakan akibat dari proses energy “anaerobic”seperti ini dalam bentuk
“cubitan” di sisi tubuh selama berlari.Nyeri cubitan ini disebabkan oleh
bertumpuknya asam laktat pada otot di sisi tubuh dan punggung yang telah
digunakan secara berlebihan(lemak tidak seluruhnya terbakar menjadi
karbondioksida,tetapi hanya terbakar sampai asam laktat,suatu bahan yang lebih
kompleks,yang lebih sulit dikeluarkan dari jaringan)
Nyeri pada
angina mempunyai akar yang sama.Asam laktat juga tertimbun di jantung yang
berusaha berdenyut tanpa pasokan oksigen yang cukup: nyeri angina bisa mirip
dengan nyeri cubitan tadi.Perbedaannya adalah bahwa kita bisa bertahan terhadap
nyeri cubitan,karena otot punggung bisa pulih dengan istirahat yang cukup.Jika
ingin bertahan,otot jantung membutuhkan pasokan oksigen yang jauh lebih
cepat.Pasokan oksigen ini datang dari arteri-arteri koroner.Disebut demikian
karena mereka membentuk “korona”(mahkota) di sekeliling puncak
jantung,melepaskan cabang-cabang ke seluruh permukaan jantung untuk “memberi
makan” otot-otot yang membentuk dinding dari keempat bilik jantung.Pada jantung
yang normal,ketiga arteri koroner utama dan percabangannya adalah pembuluh yang
lebar,kuat dan lentur,yang bisa mengembang besar untuk menangani tambahan
aliran darah yang dibutuhkan ketika tuntutan meningkat.
Seperti
halnya di atas,nyeri dada angina pectoris tidak stabil timbul akibat kurangnya
suplai oksigen pada otot jantung,sehingga terjadi kerusakan hingga kematian
pada otot jantung yang akhirnya merangsang saraf nyeri.Hal ini dapat terjadi
karena beberapa hal,yaitu :
1)
Ruptur/hancurnya plak.
Ruptur plak
ini dianggap sebagai penyebab terbanyak timbulnya angina pectoris tidak stabil
akibat terjadinya sumbatan parsial atau total dari pembuluh darah koroner yang
menyuplai oksigen ke jantung yang sebelumnya telah mengalami sumbatan
minimal.Plak terjadi akibat penimbunan lemak dan jaringan fibrotic pada tepi
pembuluh darah.Biasanya plak hancur pada tepi yang berdekatan dengan permukaan
pembuluh darah akibat timbulnya aktivasi dan penempelan dari thrombus untuk
menutup pembuluh darah yang rusak,sehingga terjadi sumbatan pada pembuluh
darah,bila sumbatan total maka akan timbul serangan jantung,tetapi bila tidak
total(70%)akn menimbulkan angina pectoris tidak stabil akibat penyempitan
pembuluh darah
2)
Thrombosis dan agregasi trombosit
Dimana
terjadi akibat interaksi antara plak,sel otot polos jantung,makrofag,dan
kolagen.Akibat adanya plak yang menempel pada pembuluh darah,memicu menempelnya
thrombosius pada plak,mengecilnya pembuluh darah dan pembentukan
thrombus.Akibatnya,terjadi penyempitan pembuluh darah,dalam hal ini pembuluh
darah koroner jantung, sehingga supplai oksigen berkurang dan timbullah nyeri.
3)
Vasospasme atau pembuluh darah yang berkontraksi hingga lumennya kecil.
4)
Erosi pada plak tanpa rupture
Terjadinya
penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya poliferasi dan migrasi dari
otot polos sebagai reaksi terhadap kerusakan endotel.
Beberapa
keadaan yang dapat merupakan penyebab angina pektoris tidak
stabil adalah:
- Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat
dengan cadangan aliran koroner yang terbatas, maka hipertensi
sistemik, takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-
obatan simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O2 miokard
sehingga mengganggu keseimbangan antara
kebutuhan dan suplai O2.
Penyakit paru menahun dan penyakit sistemik seperti anemi
dapat menyebabkan takikardi dan menurunnya suplai O2 ke miokard.
- Sklerotik arteri koroner
Sebagian besar penderita angina pectoris tidak stabil
mempunyai gangguan cadangan
aliran koroner yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik
yang lama dengan atau tanpa disertai trombosis
baru yang dapat memperberat
penyempitan pembuluh darah koroner. Sedangkan
sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan aliran darah
koroner ringan atau
normal yang
disebabkan oleh gangguan
aliran koroner sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh
darah.
- Agregasi trombosit
Stenosis arteri koroner
akan menimbulkan
turbulensi dan stasis aliran darah
sehingga
menyebabkan peningkatan
agregasi trombosit
yang akhirnya
membentuk
trombus dan
keadaan ini
akan
mempermudah terjadinya
vasokonstriksi pembuluh darah.
- Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk
pada pembuluh darah yang
sklerotik sehingga penyempitan bertambah
dan kadang-kadang terlepas
menjadi mikroemboli dan menyumbat
pembuluh darah yang
lebih distal. Trombosis
akut ini diduga berperan dalam terjadinya ATS.
- Pendarahan plak ateroma
Robeknya plak
ateroma ke dalam
lumen pembuluh darah
kemungkinan mendahului
dan menyebabkan
terbentuknya trombus
yang menyebabkan penyempitan arteri koroner.
- Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2
miokard dan
berkurangnya aliran
koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban
ATS. Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis
pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang
dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan
plak ateroma,agregasi trombosit dan trombus pembuluh darah.
Faktor-faktor
yang meningkatkan risiko angina tidak stabil adalah:
- Merokok
Merokok
memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap serangan jantung dibandingkan
orang yang tidak pernah merokok,dan berhenti merokok telah mengurangi kemungkinan
terjadinya serangan jantung.
Perokok
aktif memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap serangan jantung dibandingkan
bukan perokok
- Tidak berolahraga secara
teratur
- Memiliki hipertensi , atau
tekanan darah tinggi
- Mengkonsumsi tinggi lemak jenuh
dan memiliki kolesterol tinggi
- Memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus
- Memiliki anggota keluarga
(terutama orang tua atau saudara kandung) yang telah memiliki penyakit
arteri koroner.
- Menggunakan stimulan atau
rekreasi obat, seperti kokain atau amfetamin
- Atherosclerosis, atau
pengerasan arteri, adalah kondisi di mana simpanan lemak, atau plak,
terbentuk di dalam dinding pembuluh darah. Aterosklerosis yang melibatkan
arteri mensuplai jantung dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Plak
dapat memblokir aliran darah melalui arteri. Jaringan yang biasanya
menerima darah dari arteri ini kemudian mulai mengalami kerusakan akibat
kekurangan oksigen. Ketika jantung tidak memiliki oksigen yang cukup, akan
meresponnya dengan menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dikenal
sebagai angina.Angina tidak stabil terjadi ketika penyempitan menjadi
begitu parah sehingga tidak cukup darah melintasi untuk menjaga jantung
berfungsi normal, bahkan pada saat istirahat. Kadang-kadang arteri bisa
menjadi hampir sepenuhnya diblokir. Dengan angina tidak stabil, kekurangan
oksigen ke jantung hampir membunuh jaringan jantung.
2.3
Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris tidak stabil didasarkan pada
ketidakadekuatan supply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena
kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis
koroner).
Tidak
diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak
ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang
sehat maka arteri koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan
oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau
menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan
suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida)
yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak
adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus
koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard
berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu
nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu
dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi
mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH
miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila keutuhan energi sel-sel jantung
berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.
Angina
pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon terhadap respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
miocard di jantung. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung,
rahang, dan daerah abdomen.
Pada saat
beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigen juga akan meningkat.
Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, maka arteri-arteri
koroner akan berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak oksigen kepada jaringan.
Akan tetapi jika terjadi kekakuan dan penyempitan pembuluh darah seperti pada
penderita arteosklerotik dan tidak mampu berespon untuk berdilatasi terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen. Terjadilah iskemi miocard, yang mana sel-sel
miocard mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Proses pembentukan ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
terbentuknya asalm laktat. Asam laktat kemudian menurunkan PH Miocardium dan
menyebabkan nyeri pada angina pectoris. Apabila kebutuhan energy sel-sel
jantung berkurang (istirahat, atau dengan pemberian obat) suplay oksigen
menjadi kembali adekuat dan sel-sel otot kembali melakukan fosforilasi
oksidatif membentuk energy melalui proses aerob. Dan proses ini tidak
menimbulkan asam laktat, sehingga nyeri angina mereda dan dengan demikian dapat
disimpulkan nyeri angina adalah nyeri yang berlangsung singkat (Corwin, 2000)
2.4.
Klasifikasi Angina Pektoris Tidak Stabil
Pada tahun
1989 Braunwald menganjurkan dibuat klasifikasi berdasarkan beratnya serangan
angina.
Klasifikasi
berdasarkan beratnya angina :
1.
Angina Pertama Kali
Angina timbul pada saat aktifitas fisik.Baru pertama kali dialami oleh
penderita dalam periode 1 bulan terakhir,dimana angina cukup berat dan
frekuensi cukup sering,lebih dari 3 kali per hari.
- Angina Progresif
Penderita sebelumnya menderita angina pectoris stabil. Angina timbul saat
aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan terakhir,yaitu menjadi lebih
sering,lebih berat,lebih lama,timbul dengan pencetus yang lebih ringan dari
biasanya dan tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan.
- Angina waktu istirahat
Angina timbul tanpa
didahului aktifitas fisik
ataupun hal-hal yang
dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan
O2 miokard.
Lama angina sedikitnya 15
menit.
2.5
Manifestasi Klinis
Serangan
angina tidak stabil bisa berlangsung antara 5 dan 20 menit. Kadang-kadang
gejala-gejala dapat 'datang dan pergi'. Rasa sakit yang terkait dengan angina
dapat bervariasi dari orang ke orang, dan orang-orang membuat perbandingan yang
berbeda untuk mengekspresikan rasa sakit yang mereka rasakan.
Adapun gejala angina pekroris umumnya berupa angina untuk pertama kali atau
keluhan angina yang bertambah dari biasanya. Nyeri dada seperti pada angina
biasa tapi lebih berat dan lebih lama.timbul pada waktu istirahat,atau timbul
karena aktivitas yang minimal.Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak
napas,mual,sampai muntah.kadang-kadang disertai keringat dingin.
Tanda khas
angina pectoris tidak stabil adalah :
- Nyeri dada
Banyak pasien memberikan deskripsi gejala yang mereka alami tanpa kata
‘nyeri’,’rasa ketat’,’rasa berat’,’tekanan’,dan ‘sakit’ semua merupakan
penjelas sensasi yang sering berlokasi di garis tengah,pada region
retrosternal. Lokasi dari nyeri dada ini terletak di jantung di sebelah kiri
pusat dada,tetapi nyeri jantung tidak terbatas pada area ini.Nyeri ini terutama
terjadi di belakang tulang dada(di tengah dada) dan di sekitar area di atas
putting kiri,tetapi bisa menyebar ke bahu kiri,lalu ke setengah bagian kiri
dari rahang bawah,menurun ke lengan kiri sampai ke punggung,dan bahkan ke
bagian atas perut.
Krakteristik yang khas dari nyeri dada akibat iskemik miokard adalah :
- Lokasinya biasanya di dad kiri
kiri,di belakang dari tulang dada atau sedikit di sebelah kiri dari tulang
dada yang dapat menjalar hingga ke leher,rahang,bahu kiri, hingga ke
lengan dan jari manis dan kelingking,punggung,atau pundak kiri.
- Nyeri bersifat tumpul,seperti
rasa tertindih/berat di dada,rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari
baeah diafragma(sekat antara rongga dada dan rongga perut),seperti
diremas-remas atau dada mau pecah,dan biasanya pada keadaan yang sangat
berat disertai keringat dingin dan sesak nafas serat perasaan takut
mati.Nyeri ini harus dibedakan dengan mulas atau perasaan seperti
tertusuk-tusuk pada dada, karena ini bukan angina pectoris.Nyeri biasanya
muncul setelah melakukan aktivitas,hilang dengan istirahat,danakibat
stress emosional.
- Nyeri yang pertama kali timbul
biasanya agak nyata,dari beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Nyeri
angina berlangsung cepat,kurang dari 5 menit.Yang khas dari nyeri dada
angina adalah serangan hilang dengan istirahat,penghilangan stimulus
emosional,atau dengan pemberian nitrat sublingual.Serangan yang lebih lama
menandakan adanya angina tidak stabil atau infark miokard yang mengancam.
Nyeri yang
berasal dari jantung memiliki karakteristik tersendiri seperti dibawah ini:
a.Rasa sesak
di sekitar dada
b.Rasa
tertekan di dalam dada
c.Dada
terasa berat dan terikat
d.Perasaan
seperti dipelintir
e.Perasaan
kencang yang membuat sulit bernapas
f.Nyeri
tajam seperti pisau dan munculnya seperti tusukan
g Nyeri
berjalan cepat melintang dada
h.Nyeri
bertahan sepanjang hari,bahkan ketika beristirahat
Beratnya
intensitas nyeri dada menurut “Canadian Cardioaskular Society” adalah:
1)
Kelas I
Dimana
aktivitas sehari-hari,seperti jalan kaki,berkebun,naik tangga 1-2 lantai dan
lain-lain tidak menimbulkan nyeri dada,tetapi baru timbul pada latihan yang
berat,berjalan cepat,dan berlari
2)
Kelas II
Dimana
aktivitas sehari-hari agak terbatas,misalnya timbul akibat melakuakn aktivitas
yang lebih berat.
3)
Kelas III
Dimana
aktivitas sehari-hari nyata terbatas,bahkan bila naik satu atau dua tangga.
4)
Kelas IV
Nyeri dapat
timbul bahkan saat istirahat sekalipun.
- Sesak napas
Ansietas, berkeringat dan sesak napas dapat terjadi bersamaan dengan nyeri
dada.Kadang,sesak napas tanpa nyeri dada dapat terjadi pada pasien dengan
penyakit koroner berat atau berhubungan dengan disfungsi ventrikel kiri,sebagai
akibat dari peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri(left ventricular
end diastolic pressure/LVEDP) dan penurunan komplians paru
- Gangguan Kesadaran
Sinkop jarang terjadi pada angina dan apabila terjadi harus diwaspadai akan
diagnosis lainnya.Rasa pusing atau presinkop yang berhubungan dengan palpitasi
dapat mengindikasikan adanya aritmia
2.6 PROGNOSIS
Umumnya
pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya sedikit
pembatasan dalam kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8%
setahun.
Faktor yang
mempengaruhi prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien
dengan penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas 50%
dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan
penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel
kiri yang buruk akan memperburuk prognosis. Dengan pengobatan yang maksimal dan
dengan bertambah majunya tindakan intervensi dibidang kardiologi dan bedah
pintas koroner, harapan hidup pasien angina pektoris menjadi jauh lebih
baik.
2.7.
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis angina tidak stabil dimulai dengan gejala parien dan pemeriksaan
fisik.Angina pectoris tidak stabil biasanya didiagnosis bila:
a)
orang dengan angina stabil memiliki peningkatan mendadak dalam jumlah atau
beratnya episode nyeri dada selama hari-hari sebelumnya atau minggu
b)
orang tanpa angina mengembangkan meningkatkan episode nyeri dada atau nyeri
dada saat istirahat
c)
orang yang mungkin atau mungkin tidak memiliki angina di masa lalu,
mengembangkan nyeri dada berkepanjangan tetapi tidak menunjukkan bukti karena
serangan jantung.
Untuk mendiagnosa angina pektoris tidak stabil, dokter akan mengambil riwayat
kesehatan menyeluruh (termasuk deskripsi lengkap gejala-gejala pasien),
melakukan pemeriksaan fisik, mengukur tekanan darah, dan melakukan satu atau
lebih dari tes berikut:
- Elektrokardiogram (EKG)
Tes EKG memonitor
aktivitas listrik jantung. Ketika temuan EKG tertentu yang hadir, risiko angina
tidak stabil maju denagn serangan jantung meningkat secara signifikan. Sebuah
EKG biasanya normal ketika seseorang tidak memiliki rasa sakit dada dan sering
menunjukkan perubahan tertentu ketika rasa sakit berkembang.
Pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) lebih sering ditemukan adanya depresi
segmen ST dibandingkan angina pektoris yang stabil. Gambaran EKG penderita
Angina pectoris tidak stabil dapat berupa depresi segmen ST, depresi
segmen ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan
cabang ikatan His dan tanpa perubahan
segmen ST dan gelombang
T. Perubahan EKG pada Angina
pectoris tidak stabil bersifat sementara
dan masing-masing dapat
terjadi sendiri-sendiri ataupun
bersamaan. Perubahan tersebut
timbul di saat serangan
angina dan kembali ke gambaran normal atau
awal setelah keluhan angina hilang dalam waktu 24 jam Bila perubahan tersebut
menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q,maka disebut sebagai
IMA. Tetapi kelainan EKG pada angina yang tidak stabil masih reversible.
- Enzim LDH, CPK dan CK-MB
Pada Angina
tidak stabil kadar enzim LDH dan CPK dapat normal atau meningkat tetapi
tidak melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB merupakan enzim yang paling
sensitif untuk nekrosis
otot miokard. Hal ini
menunjukkan
pentingnya pemeriksaan
kadar enzim secara
serial ntuk mengidentifikasi adanya IMA.
- Kateterisasi jantung dan
angiografi
Dokter dapat
merekomendasikan kateterisasi jantung dan angiografi, terutama jika perubahan
penting EKG istirahat adalah tes darah jantung atau ada abnormal. Selama
angiography, sebuah kateter dimasukkan ke arteri di paha atau lengan dan maju
ke jantung. Ketika kateter diposisikan dekat arteri yang memasok darah ke
jantung, dokter menyuntikkan zat warna kontras. Sebagai pewarna perjalanan melalui
arteri, X-ray gambar diambil untuk melihat seberapa baik darah mengalir melalui
arteri, dan jika ada penyumbatan maka terjadi coronary arteri disease.
- Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi tidak memberikan data untuk diagnosis angina tidak
stabil secara langsung.Tetapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel
kiri,adanya insufisiensi mitral,dan abnormalitas gerakan dinding regional
jantung,menandakan prognosis kurang baik.Ekokardiografi sres juga dapat
membantu menegakkan adnya iskemia miokardium
2.8.
Penatalaksanaan Angina Pektoris Tidak Stabil
Pengobatan
untuk angina tidak stabil berfokus pada tiga tujuan: menstabilkan plak apapun
yang mungkin pecah dalam rangka untuk mencegah serangan jantung, menghilangkan
gejala, dan mengobati penyakit arteri koroner yang mendasarinya.
- Menstabilkan plak
Dasar dari
sebuah stabilisasi plak pecah adalah mengganggu proses pembekuan darah yang
dapat menyebabkan serangan jantung.. Pasien yang mengalami gejala-gejala angina
tidak stabil dan yang tidak minum obat harus segera mengunyah aspirin, yang
akan memblok faktor pembekuan dalam darah.Mengunyah aspirin, daripada menelan
utuh, mempercepat tubuh proses menyerap aspirin stabil Ketika angina terjadi
pasien harus mencari bantuan medis segera di rumah sakit. Setelah di rumah
sakit, obat-obatan lainnya untuk blok pembekuan proses tubuh dapat diberikan,
termasuk heparin, clopidogrel, dan platelet glikoprotein (GP) IIb / IIIa obat
reseptor blocker.
Dalam
beberapa kasus, prosedur untuk mengurangi atau menstabilkan penyumbatan dalam
arteri koroner mungkin diperlukan di samping obat anti-pembekuan.. Paling umum
Prosedur untuk ini koroner angioplasti Dalam angioplasti koroner, sebuah balon
berujung kateter dimasukkan ke pembuluh darah di lengan atau pangkal paha dan
maju melalui pembuluh darah dan ke jantung. Ketika kateter mencapai penyumbatan
di arteri koroner, dokter mengembang balon di ujung kateter. Balon mengembang
dan mengempis, menekan penumpukan plak pada dinding arteri koroner dan
meningkatkan diameter arteri,. Sering-mesh tabung logam, dikenal sebagai stent,
ditempatkan di arteri untuk tetap terbuka. stent tetap secara permanen di
arteri koroner, dan balon dan kateter dikeluarkan pada akhir prosedur.
- Menghilangkan gejala-gejala
Obat
angina,baik dan prosedur untuk mengurangi penyumbatan dalam arteri koroner bisa
meringankan gejala angina tidak stabil. Tergantung pada keadaan pasien
individu, obat sendiri atau obat dalam kombinasi dengan prosedur yang dapat
digunakan untuk mengobati angina.
- Mengobati penyakit arteri
koroner yang mendasarinya
Penatalaksanaan
pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas
hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal atau
pembedahan.
- Pengobatan medikal
Bertujuan
untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat yaitu :
- Golongan nitrat
Umumnya dikenal sebagai nitrogliserin, nitrat adalah obat yang paling
umum diresepkan untuk mengobati angina. Nitrat melebarkan pembuluh darah, yang
memungkinkan lebih banyak darah mengalir melewati penyumbatan. Nitrat juga
menurunkan resistensi jantung wajah ketika memompa darah ke seluruh tubuh, yang
pada gilirannya dapat mengurangi stres (beban kerja) pada jantung.
Nitrogliserin merupakan
obat pilihan utama
pada serangan angina
akut. Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah
koroner. Efeknya langsung terhadap
relaksasi otot polos
vaskuler.Nitrogliserin juga dapat
meningkatkan toleransi pada penderita angina
sebelum terjadi hipokesia miokard.
Bahan utama yang menyebabkan pembuluh-pembuluh darah kecil seperti areteri
koroner melebar (dilatasi) adalah oksida nitrat (NO).Ini dihasilkan secara
alami oleh sel-sel pelapis arteri sebagi respon terhadap perubahan pada aliran
darah dan kimia darah.Di dalam darah,nitrat diubah menjadi oksida nitrat dan
membuka pembuluh darah. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah
(sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia
dalam 3 menit.
Efek utama adah pada vena yang besar,sehingga darah berkumpul di vena dan
kurang kembali ke jantung.Ini menurunkan tekanan yang tercipta di dalam
jantung,dan menurunkan kebutuhan oksigen jantung.Dengan membuka arteri-arteri
terkecil di perifer atau pinggiran tubuh,terutama di anggota tubuh,nitrat juga
menurunkan tekanan yang dibutuhkan jantung untuk mendorong aliran darah,dan
juga menurunkan kebutuhan oksigen dari jantung.Golongan obat ini juga
menyebarkan peredaran koroner ke area-area jantung,jauh di dalam otot
jantung,yang telah kekurangan darah selama serangan angina.Pada semua cara
ini,obat-obatan golongan nitrat cenderung mengembalikan perimbangan pasokan
kebutuhan ke keadaan normal.
Efek samping
pemakaian golongan nitrat adalah sakit kepala dan tekanan darah rendah.
2. Ca-
Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekuensi serangan
pada
beberapa bentuk angina.
Cara
kerjanya :
a.
Memperbaiki
spasme koroner
dengan menghambat tonus
vasometer pembuluh darah arteri koroner
b. Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke
miokard
c. Dilatasi
arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan
afterload.
d.Efek
langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan
kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O2.
3. Beta
Bloker
Beta-blocker memperlambat denyut jantung dan menurunkan
kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga mengurangi tekanan pada jantung.
Obat-obatan seperti diltiazem, nifedipin, atau verapamil, cara
kerjanya menghambat
sistem adrenergenik
terhadap miokard yang
menyebabkan
kronotropik dan inotropik positif,
sehingga denyut jantung
dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif,
obat ini sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan
angina pektoris pada sebagian besar penderita.
Efek samping
Beta-blocker dapat menyebabkan:
a)
detak jantung lambat
b)
tekanan darah rendah
c)
depresi
B.
Pembedahan
Prinsipnya
bertujuan untuk :
a. memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
b. memperbaiki obstruksi arteri koroner.
Ada 4 dasar
jenis pembedahan :
1 Coronary
angioplasty:
Selama
angioplasti koroner, sebuah balon berujung kateter dimasukkan ke dalam pembuluh
darah di lengan atau pangkal paha dan melalui pembuluh darah dan ke jantung.
Ketika kateter mencapai penyumbatan di arteri koroner, dokter akan
mengembangkan balon di ujung kateter. Balon mengembang dan mengempis,
menekan penumpukan plak pada dinding arteri koroner dan meningkatkan diameter
arteri,. Sering-mesh tabung logam, dikenal sebagai stent, ditempatkan di arteri
untuk tetap terbuka. stent tetap secara permanen di arteri koroner, dan balon
dan kateter dikeluarkan pada akhir prosedur. Ini membuka kembali arteri
dan memungkinkan darah kembali mengalir.
2. Bypass grafting arteri koroner (CABG) operasi. Bila penyumbatan terlalu
banyak atau sulit diobati dengan angioplasti koroner, CABG operasi mungkin
diperlukan. Dalam prosedur ini, vena diambil dari kaki atau pembuluh darah
diambil dari dada dan digunakan untuk menghindari penyempitan atau penyumbatan
sebagian dari arteri di jantung.
tabung
stent, atau sempit, yang ditempatkan ke dalam arteri di daerah dibuka kembali
untuk menjaga dari penyempitan lagi
3. pembedahan laser, yang menggunakan gelombang cahaya untuk membubarkan plak
4. atherectomy, prosedur pembedahan di mana plak yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah akan dihapus
Seseorang yang terkena serangan angina pectoris tidak stabil akan dimonitor di
rumah sakit untuk memastikan perawatan terus bekerja. Jika orang tersebut telah
menjalani operasi, penyedia layanan kesehatan juga akan memeriksa untuk
memastikan bahwa aliran darah tidak tiba-tiba menjadi tersumbat lagi. Sebuah
program rehabilitasi jantung akan dimulai dan akan terus setelah orang
meninggalkan rumah sakit.
Bila nyeri dada muncul,tentu langkah pertama yang harus diambil adalah
istirahat sejenak dan menenangkan diri,tubuh harus dibuat senyaman mungkin
hingga gejala berkurang.Posisi yang paling baik adalah duduk bersandar dengan
kaki diselonjorkan sambil menarik nafas panjang dan dalam.Setelah gejala
berkurang,sebaiknya segera ke rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan lebih
lanjut dan penanganan awal.Bila serangan yang timbul mendadak dan hebat,maka
harus segera ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.Perlu diingat bahwa
nyeri dada merupakan pertanda awal ada yang tidak beres di pada
jantung,sehingga harus segera memeriksakan diri dan menjalani pengobatan atau
terapi pencegahan untuk mencegah serangan jantung.
Tentu mencegah lebih baik daripada mengobati,nyeri dada ini dapat muncul bila
ada gangguan pada jantung kita.Berikut adalah langkah-langkah sederhana dalam
menurunkan risiko timbulnya penyakit jantung:
- Hindari makanan yang mengandung
kolesterol/lemak tinggi
- Olahraga teratur
- Hindari merokok
- Jaga berat badan pada rentang
normal
- Istirahat yang cukup
- Pemeriksaan teratur dengan EKG
untuk mengetahui kelainan dini penyakit jantung.
Dan bila
memiliki factor risiko tanbahan seperti memiliki penyakit gula darah(diabetes
militus),hipertensi,atau penyakit pembuluh darah lainnya,maka hal penting yang
harus dilakukan adalah menjaga kestabilan gula darah ataupun tekanan
darah,dengan kata lain menjaga kestabilan kesehatan demi mengurangi risiko
terkena serangan jantung
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
- Pengkajian
- Data biografi
- Identitas
klien
Nama : Tn. I
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Wonokromo 1/IV Surabaya
No.RM : 12002548
Tanggal masuk IRD : 16-11-2010 / 20.00 wib
Diagnosa medis : UAP
No.RM : 12002548
Tanggal masuk IRD : 16-11-2010 / 20.00 wib
Diagnosa medis : UAP
- Identitas penanggung
jawab
Nama : Ny. P
Umur : 28 th
Alamat : Kertajaya 3/51 Surabaya
Hubungan dengan klien : Anak - Riwayat penyakit
- Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri dada saat naik tangga di kantornya .Nyeri dada seperti tertimpa beban berat di dada sebelah kiri,dan menyebar ke bahu kiri,lalu ke setengah bagian kiri dari rahang bawah.Nyeri bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks,dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali. - Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IRD RSUD Soetomo , dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri. Di IRD kondisi masih sama, dengan keadaan umum lemah,pucat,sianosis, TD 176/108 mmHg, MAP 127, nadi 99 x/menit ireguler, suhu badan 370C, RR 24 x/menit, CRT <2”, pasien terlihat memegang dada dan juga mengeluh pusing. pengkajian nyeri, nyeri bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks, kualitasnya seperti otot terasa tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan punggung, dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali. - Riwayat penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi - Riwayat penyakit keluarga
Ada keluarga pasien yang mempunyai penyakit hipertensi dan arteri koroner - Pemeriksaan Fisik
- Breath
RR 28 kali
/menit reguler, pergerakan dada simetris, bunyi napas vesikuler,SaO2 80%, ada
penggunaan otot bantu napas.
- Blood
TD 176/108
mmHg, MAP 127, nadi 99 x/menit ireguler, Konjungtiva anemis,sianosis,akral
dingin
- Brain
KU
lemah,pucat , pupil isokor L 2 mm/ R 2 mm, rangsang cahaya L +/ R +
- Bladder
normal.
- Bowel
Normal
- Bone dan Integumen
Ekstremitas
dingin,kulit sianosis
- Pemeriksaan Penunjang
- EKG (16 Desember 2009)
Sinus Rhtym dan Posible Inferior Infaction -
- Terapi
O2 masker flow : 5 lpm
ISDN
MONA
Asetaminofen
- Analisa data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
Keperawatan
|
1.
|
Ds:
P: Nyeri
saat naik tangga
Q: Seperti
tertimpa beban berat
R: Nyeri
dada sebelah kiri,dan menyebar ke bahu kiri,lalu ke setengah bagian kiri dari
rahang bawah.
S: Nyeri
bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks dengan
skala nyeri 9
T: Tiap
4-5 detik sekali
Ds:
Wajah
tampak terlihat tegang,pucat,sianosis, TD 176/108 mmHg, nadi 99x/mnt
|
stenosis
arteri, trombus, spasme arteri
↓
Suplay O2
ke sel miokardium inadekuat
↓
Sel
miokardium menggunakan glikogen anaerob
↓
Memproduksi
asam laktat
↓
Mengiritasi
reseptor nyeri(nosiseptor)
↓
Nyeri
|
Nyeri
|
2.
|
Ds:
pasien
mengatakan sesak.
Do:
RR:
24x/mnt, penggunaan otot bantu napas,napas cuping hidung.
|
Ketidakseimbangan
antara suplay dan kebutuhan O2
↓
Kompensasi
tubuh
↓
Hiperventilasi
↓
Pola nafas
tidak efektif
|
Pola nafas
tidak efektif
|
3.
|
Ds:
pasien merasa lemah
Do: pasien
gelisah,akral dingin,sianosis.
|
iskemia
↓
Kontraksi
miokard ↓
↓
CO menurun
↓
Penurunan
curah jantung
|
Penurunan
curah jantung
|
- Diagnosa Keperawatan:
- Nyeri b.d Agen cedera biologis
: iskemi miokard
- Pola nafas tidak efektif b.d
Nyeri
Penurunan
curah jantung b.d iskemia miokard
- Intervensi
No
|
Diagnosa
|
Tujuan dan
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Nyeri b.d
Agen cedera biologis : iskemi miokard ditandai dengan TD 176/108 mmHg, nadi
99x/mnt
|
Tujuan:
Menunjukkan tingkat nyeri sedang setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 3 x 24 jam.
Kriteria
Hasil:
|
asetaminofen.
|
|
|
Pola nafas
tidak efektif b.d Nyeri ditandai dengan 24x/mnt, penggunaan otot bantu
napas,napas cuping hidung.
|
Tujuan:
Menunjukkan
pola pernapasan efektif, setelah diberikan intervensi selama 3 x 24 jam
Kriteria
Hasil:
1.
Irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal
2.
Tidak ada penggunan otot bantu
|
1.
Pantau dan usaha respirasi.
2.
Anjurkan napas dalam melalui abdomen.
3.
Pertahankan oksigen aliran rendah dengan O2 maskere.
4.
Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapan, dengan posisi kepala sedikit
fleksi.
|
|
|
Penurunan
curah jantung b.d iskemia miokard
|
Tujuan:
Curah
Jantung kembali adekuat
Kriteria
Hasil:
Pasien
menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
|
|
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Angina
pectoris tidak stabil adalah suatu sindrom
klinik yang berbahaya dan
merupakan tipe angina pektoris
yang dapat berubah menjadi
infark ataupun kematian. Pengenalan
klinis angina pektoris termasuk patosiologi, faktor risiko untuk terjadinya IMA
serta perjalanan penyakitnya perlu diketahui agar
dapat dilakukan pengobatan yang
tepat ataupun usaha pencegahan
agar tidak terjadi imfark
miokard. Pengobatan
bertujuan untuk
mempepanjang hidup dan
memperbaiki kualitas
hidup baik secara medikal
maupun pembedaan. Prinsipnya menambah
suplai O 2 ke
daerah iskemik atau mengurangi
kebutuhan O2 . Pencegahan terhadap faktor risiko
terjadinya angina pekrotis lebih penting dilakukan dan sebaiknya dimulai pada
usia muda seperti menghindarkan kegemukan, menghindarkan stress, diet rendah
lemak, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan tidak merokok.
|
hemochromatosis
Hemochromatosis is a disease in which too much iron builds up in the body. This extra iron is toxic to the body and can damage the organs. If hemochromatosis is not treated, it can lead to illness or even death.
Most people with hemochromatosis inherit the condition from their parents. If you inherit two hemochromatosis genes, one from each parent, you will have the condition. These two abnormal genes cause your body to absorb more iron than usual from the diet.
Hemochromatosis is one of the most common inherited (genetic) diseases in the United States. Approximately 1 million people in the United States have the pair of hemochromatosis genes. But not everyone with the pair of hemochromatosis genes develops signs and symptoms of the disease. Estimates of how many people actually develop signs and symptoms of iron overload vary greatly. The estimates range as high as half of all people with the two hemochromatosis genes.
Effects on the body
In hemochromatosis, iron can build up in most of your body's
organs, but especially in the liver, heart, and pancreas. When this happens,
the iron can poison the organs and lead to organ failure.
- Liver. Hemochromatosis can lead to enlargement, cirrhosis; scarring of the liver so it does not work properly), failure, or cancer of the liver.
- Heart. Hemochromatosis can cause irregular heart rate or rhythm (arrhythmia) and lead to heart failure.
- Pancreas. Hemochromatosis can lead to diabetes mellitus.
Characteristics of hemochromatosis
How serious the disease is
varies from person to person. Some people never have any symptoms or
complications, even with high iron levels. Others have serious side effects or
die from the disease. Certain factors can affect how serious the disease is.
For example, other genes, besides the hemochromatosis genes, may change or
lessen the severity of the disease. Vitamin C in the diet can increase the
amount of iron the body absorbs from food and make hemochromatosis worse.
Alcohol use can increase liver damage and cirrhosis. Certain conditions, such
as hepatitis,
can damage or weaken the liver.
Outlook
The outlook for people with
hemochromatosis depends on how much organ damage has already occurred at the time
of diagnosis. Early diagnosis and treatment are important. Treatment may be
able to prevent, delay, or sometimes reverse complications of the disease.
Treatment may lead to higher energy levels and better quality of life. For
people who are diagnosed and treated early, normal lifespans are possible. If
left untreated, hemochromatosis can lead to severe organ damage and even death.
What causes hemochromatosis?
There are two types of
hemochromatosis: primary (hereditary) and secondary. Each type has a different
cause.
Primary hemochromatosis
A defect in the genes that
control how much iron you absorb from your diet causes primary hemochromatosis.
Primary hemochromatosis is sometimes called hereditary hemochromatosis or
classical hemochromatosis. Most cases of hemochromatosis are primary
hemochromatosis.
The genes most commonly involved in primary hemochromatosis are called HFE genes. Abnormal HFE genes cause the body to absorb too much iron. Humans inherit two copies of most of the genes in the body, one from each parent. You have primary hemochromatosis if you inherit two copies of the abnormal HFE gene, one from each parent.
If you inherit one abnormal HFE gene and one normal HFE gene, you are a hemochromatosis "carrier." Carriers do not usually develop the disease, but they can pass the abnormal gene on to their children. About 1 in 10 people in the United States are believed to be hemochromatosis carriers.
If both parents are carriers of the abnormal HFE gene, then each of their children has a 1 in 4 chance of inheriting a pair of abnormal HFE genes.
Other types of abnormal genes also can cause hemochromatosis, but less commonly. Scientists are still studying what other changes to normal genes may cause hemochromatosis.
The genes most commonly involved in primary hemochromatosis are called HFE genes. Abnormal HFE genes cause the body to absorb too much iron. Humans inherit two copies of most of the genes in the body, one from each parent. You have primary hemochromatosis if you inherit two copies of the abnormal HFE gene, one from each parent.
If you inherit one abnormal HFE gene and one normal HFE gene, you are a hemochromatosis "carrier." Carriers do not usually develop the disease, but they can pass the abnormal gene on to their children. About 1 in 10 people in the United States are believed to be hemochromatosis carriers.
If both parents are carriers of the abnormal HFE gene, then each of their children has a 1 in 4 chance of inheriting a pair of abnormal HFE genes.
Other types of abnormal genes also can cause hemochromatosis, but less commonly. Scientists are still studying what other changes to normal genes may cause hemochromatosis.
Secondary hemochromatosis
This type of hemochromatosis is usually the result of
another disease or condition that can cause iron overload. Diseases or
conditions that may cause hemochromatosis include:
- Certain anemias, such as thalassemia and aplastic anemia
- A condition called African iron overload, which is a combination of an inherited disorder and diet
- Atransferrinemia and aceruloplasminemia, both rare inherited diseases
- Chronic liver disease, such as hepatitis, alcoholic liver disease, or nonalcoholic steatohepatitis ("steato" means fatty)
Secondary
hemochromatosis can sometimes be caused by too much iron from:
- Blood transfusions
- Iron intake (from oral iron pills or injected iron)
- Long-term kidney dialysis
Who is at risk for hemochromatosis?
Populations affected
Hemochromatosis is one of the
most common inherited (genetic) diseases in the United States. Approximately 1
million people in the United States have the pair of hemochromatosis genes.
Hemochromatosis is most common in Caucasians of northern European descent. It
is rare in African Americans. It is more common in men than in women. Older
people are more likely to develop the disease than younger people. In fact,
signs and symptoms do not usually appear in men until ages 40 to 60. In women,
signs and symptoms do not usually appear until after the age of 50 (after
menopause). Young children rarely develop hemochromatosis.
Major risk factors
Having a pair of abnormal HFE
genes (one from each parent) is the major risk factor for hemochromatosis.
However, many people with two copies of the abnormal gene do not develop signs
or symptoms of the disease.
Other risk factors
Alcoholism is a risk factor for
hemochromatosis. A family history of certain diseases also indicates a higher
risk for hemochromatosis. Some of these diseases are heart
attack, liver disease, diabetes, arthritis, and erectile dysfunction
(impotence).
Signs and symptoms of hemochromatosis
Hemochromatosis can affect many parts of the body and can
cause many different signs and symptoms. Many of the signs and symptoms are
similar to those of other, more common diseases. Some people with the
hemochromatosis genes may have no signs or symptoms at all.
Signs and symptoms of hemochromatosis usually are not seen until middle age. Men are more likely to develop complications such as diabetes or cirrhosis, and women are more likely to have general symptoms such as fatigue (tiredness). Signs and symptoms also vary based on how far the disease has advanced.
Common signs and symptoms of early-stage hemochromatosis include:
Signs and symptoms of hemochromatosis usually are not seen until middle age. Men are more likely to develop complications such as diabetes or cirrhosis, and women are more likely to have general symptoms such as fatigue (tiredness). Signs and symptoms also vary based on how far the disease has advanced.
Common signs and symptoms of early-stage hemochromatosis include:
- Fatigue
- Joint pain
- General weakness
- Weight loss
- Abdominal pain
- Palpitations (a fluttering sensation in the chest)
Common signs
and symptoms of mid-stage hemochromatosis (as more iron builds up in the body)
include:
- Joint damage and pain (arthritis)
- Enlargement of the liver
- Reproductive organ failure (for example, impotence, shrinkage of the testicles, loss of sex drive, infertility, absence of the menstrual cycle, and early menopause)
- Heart problems (for example, chest pain, shortness of breath, and abnormal heart rhythms)
Common
signs, symptoms, and conditions of advanced-stage hemochromatosis include:
- Poor liver function (iron overload can lead to cirrhosis, failure, or cancer of the liver)
- A high blood sugar level (glucose intolerance or diabetes)
- Chronic (frequent or repeated) abdominal pain
- Severe fatigue
- Poor hormone production of the pituitary and thyroid glands
- Damage to the adrenal gland
- Heart failure (iron overload can damage the heart muscle, leading to heart failure)
- Changes in skin color (for example, yellowish skin, tan skin not caused by the sun, and reddish palms not caused by use of the hands)
Diagnosis
Hemochromatosis is diagnosed
based on your medical and family history, a physical exam, and diagnostic tests
and procedures. The disease is sometimes found during the diagnosis of other
diseases or conditions such as arthritis, liver disease, diabetes, heart
disease, and impotence.
Specialists involved
In addition to family doctors or internal medicine
specialists, other kinds of doctors may be involved in diagnosing and treating
hemochromatosis, including:
- A cardiologist (heart specialist)
- An endocrinologist (gland system specialist)
- A hepatologist (liver specialist)
- A gastroenterologist (gastrointestinal tract specialist)
- A hematologist (blood disease specialist)
- A rheumatologist (specialist in diseases of the joints and tissues)
Medical and family history
Your doctor may ask questions to learn more about your past
medical history, current symptoms, and family medical history. Your doctor may
ask questions about:
- Current symptoms, including when they started and how severe they are
- Possible causes of secondary hemochromatosis, such as taking too much iron (pills or injections) or vitamin C
- Whether other members of your family have hemochromatosis
- Whether other members of your family have a history of other medical problems or diseases related to hemochromatosis
Physical exam
During the physical exam, your
doctor will listen to your heart for abnormal rhythms and check for arthritis,
abnormal skin color, and an enlarged liver.
Diagnostic tests and procedures
Based on the results of your medical history and physical
exam, your doctor may order one or several tests to diagnose hemochromatosis.
Blood tests
Blood tests are used to find out how much iron is in the body. But blood tests alone are not enough to diagnose hemochromatosis. Types of blood tests that may be used include:
Blood tests
Blood tests are used to find out how much iron is in the body. But blood tests alone are not enough to diagnose hemochromatosis. Types of blood tests that may be used include:
- Transferrin saturation (TS). A high TS level in your blood may indicate that you have hemochromatosis.
- Serum ferritin level. The serum ferritin level may be tested if the TS level is high. A high serum ferritin level may mean that iron is building up in the organs of the body. If there is iron buildup in your organs, you may have hemochromatosis.
- Serum iron level. This test checks the level of iron in your blood. The iron level in your blood can be normal even if you have hemochromatosis.
- Liver function tests. These blood tests may be done to check the level of damage to your liver. Liver damage may indicate that you have hemochromatosis. If you have been diagnosed with hemochromatosis, these blood tests may show how far the disease has advanced.
Quantitative phlebotomy (blood removal)
This test may be done to check a diagnosis of hemochromatosis. A phlebotomy (fle-BOT-o-me) is a process similar to giving blood. You will usually have a series of several phlebotomies. Your blood is tested to show whether blood removal is helping to lower iron levels.
Liver biopsy
A liver biopsy can show how much iron is in your liver and can diagnose liver damage (fibrosis, cirrhosis, and cancer). During a liver biopsy, your doctor numbs the area and then removes a small sample of liver tissue using a needle. The tissue is then examined under a microscope. Liver biopsies are used less often in diagnosis than they used to be.
Magnetic resonance imaging
Magnetic resonance imaging (MRI) is a test that can show the amount of iron in your liver. MRI uses magnetic fields to show images of organs and structures inside the body. It provides more detail than an X-ray for some kinds of problems.
Superconducting quantum interference device
Superconducting quantum interference device (SQuID), like MRI, measures the amount of iron in your liver. It is available at only a few medical centers.
Genetic testing
Genetic testing can be done to show whether you have zero, one, or two copies of the abnormal HFE gene. The test is accurate in more than 8 out of 10 cases. It can identify people who have two copies of the abnormal gene, but it cannot predict which of these people will go on to develop iron overload disease. The most common HFE mutation is called C282Y, and a less frequent one is H63D. The test may overlook people who have hemochromatosis caused by other types of genes.
Genetic testing can be carried out in two ways. A cheek test is when a cotton swab is used to collect cells from the inside of the mouth. A whole blood test is when a sample of blood is drawn from a vein in the arm to be tested.
Genetic testing may be done with genetic counseling for couples planning to have a family when one or both parents have hemochromatosis or have a family history of the disease. The purpose is to show:
- If one or both parent(s) carry the abnormal HFE gene
- The likelihood of passing the HFE genes to their children
How is hemochromatosis treated?
Treatments for hemochromatosis
include therapeutic phlebotomy, iron chelation therapy, changes in diet, and
other treatments for complications.
Goals of treatment
The goals of treating
hemochromatosis are to reduce the amount of iron in your body to normal levels,
prevent or delay organ damage from iron overload, treat complications of the
disease, and maintain normal iron levels over the long term (for life).
Therapeutic phlebotomy (periodic blood removal)
This type of treatment is used
to remove iron from your body in a process very much like donating blood.
Therapeutic phlebotomy generally begins soon after diagnosis. Blood removal can
be done in blood donation centers, hospital donation centers, or a doctor's
office.
Therapeutic phlebotomy is usually advised for people with very high serum ferritin levels and people who have signs and symptoms of hemochromatosis. In the first stage of treatment, about 1 pint of blood is removed once or twice a week. After iron levels return to normal, you may continue phlebotomy treatments but may need them much less often, typically every 3 months. As long as treatment continues, which is often for the rest of your life, the doctor will order lab tests often to check iron levels.
Therapeutic phlebotomy is usually advised for people with very high serum ferritin levels and people who have signs and symptoms of hemochromatosis. In the first stage of treatment, about 1 pint of blood is removed once or twice a week. After iron levels return to normal, you may continue phlebotomy treatments but may need them much less often, typically every 3 months. As long as treatment continues, which is often for the rest of your life, the doctor will order lab tests often to check iron levels.
Iron chelation therapy
Iron chelation therapy uses medicine to remove excess iron
from your body. It is a good option for people who cannot undergo repeated blood
removal.
Injected iron chelation therapy can be done in the doctor's office. Oral iron chelation therapy can be taken at home. The medicines used for chelation therapy include:
Injected iron chelation therapy can be done in the doctor's office. Oral iron chelation therapy can be taken at home. The medicines used for chelation therapy include:
- Deferoxamine mesylate (Desferal®). This medicine is injected either in a muscle, under the skin, or through a vein.
- Exjade® (Deferasirox). This is an oral medicine that binds with the extra iron and then leaves the body in the feces.
- Experimental medicines. Deferiprone (Ferriprox®) is an oral medicine that binds with the extra iron and then leaves the body in the urine or feces.
Changes in diet
Your doctor may advise you to change your diet if you have
hemochromatosis. You may be advised to:
- Avoid taking iron (including iron pills, injections of iron, or multivitamins that contain iron).
- Limit your intake of vitamin C. Vitamin C increases the amount of iron the body absorbs. You should take no more than 500 mg per day from nonfood sources such as pills.
- Avoid uncooked fish and shellfish. Some fish and shellfish contain bacteria that could cause infection in people with hemochromatosis.
- Limit alcohol intake. Drinking alcohol increases the risk for liver disease and can make liver disease worse.
Treatment for complications
Your doctor may provide other
treatment as needed for complications such as liver disease, heart problems, or
diabetes.
How can hemochromatosis be prevented?
If you have two copies of the
hemochromatosis gene, you cannot prevent the development of iron overload
disease. But not everyone who inherits the hemochromatosis genes develops iron
overload disease. In people who do develop iron overload disease, treatments
such as therapeutic phlebotomy (blood removal) can keep the disease from
getting worse.
Primary (hereditary) hemochromatosis is passed from parents to children through the genes. Genetic testing and counseling can help parents with the hemochromatosis genes determine their chances of passing the genes on to their children.
Primary (hereditary) hemochromatosis is passed from parents to children through the genes. Genetic testing and counseling can help parents with the hemochromatosis genes determine their chances of passing the genes on to their children.
Living with hemochromatosis
Information about outcomes
Hemochromatosis can be treated
effectively with phlebotomy (repeated blood removal). How well the treatment
works depends on how much organ damage has already occurred before treatment
begins. If hemochromatosis is found and treated early, complications can be
prevented, delayed, or even reversed. With early diagnosis and treatment, a
normal lifespan is possible. When organ damage has already occurred, treatment
may prevent further damage and improve life expectancy, but it may not be able
to reverse existing damage. If not treated, hemochromatosis can lead to severe
organ damage or even death.
What to expect after treatment
Different people have different
responses to treatment. Some people undergoing frequent blood removal may feel
fatigued (very tired). People who are in advanced stages of the disease or who
are receiving aggressive (very strong) treatment that weakens them may need
help with daily tasks and activities.
At first, frequent phlebotomies may be needed for anywhere from 6 months to 3 years. How long this treatment is needed depends on how much extra iron is in the body. Even after this, ongoing treatment may be needed two to six times a year to keep the iron from building back up again.
At first, frequent phlebotomies may be needed for anywhere from 6 months to 3 years. How long this treatment is needed depends on how much extra iron is in the body. Even after this, ongoing treatment may be needed two to six times a year to keep the iron from building back up again.
Ongoing health care needs
Ongoing medical needs may include:
- Continuing phlebotomy
- Taking medicines as prescribed
- Contacting your doctor immediately about new or worsening symptoms, or about possible reactions to phlebotomy treatments
- Following up regularly with your doctor about lab work to check iron levels, ongoing treatments, or annual exams
- Using a diary or log to track iron levels
People having phlebotomies may need to change their usual
work times to schedule treatments. They may also need to change work schedules
to allow for periods of fatigue, especially when they are having aggressive
treatment that weakens them.
Check with your doctor and insurance company about coverage for different treatments.
Screening for family members of people With hemochromatosis
Parents, grandparents, brothers and sisters, and children (blood relatives) of a person with hemochromatosis may be at risk for hemochromatosis. Checking iron levels in the blood of these relatives is advised. Genetic testing may be recommended to show who is at risk for the disease. If a relative has already been diagnosed as having iron overload, a genetic test can show whether the cause is genetic (inherited).
Check with your doctor and insurance company about coverage for different treatments.
Screening for family members of people With hemochromatosis
Parents, grandparents, brothers and sisters, and children (blood relatives) of a person with hemochromatosis may be at risk for hemochromatosis. Checking iron levels in the blood of these relatives is advised. Genetic testing may be recommended to show who is at risk for the disease. If a relative has already been diagnosed as having iron overload, a genetic test can show whether the cause is genetic (inherited).
hemochromatosis
Hemochromatosis adalah penyakit di mana terlalu banyak zat besi menumpuk dalam tubuh. Ini zat besi tambahan adalah racun bagi tubuh dan dapat merusak organ. Jika hemochromatosis tidak diobati, dapat menyebabkan penyakit atau bahkan kematian.
Kebanyakan orang dengan hemochromatosis mewarisi kondisi dari orang tua mereka. Jika Anda mewarisi dua gen hemochromatosis, satu dari setiap orangtua, Anda akan memiliki kondisi tersebut. Kedua gen abnormal menyebabkan tubuh Anda menyerap zat besi lebih banyak dari biasanya dari diet.
Hemochromatosis adalah salah satu penyakit yang diwariskan (genetik) paling umum di Amerika Serikat. Sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat memiliki sepasang gen hemochromatosis. Tapi tidak semua orang dengan sepasang gen hemochromatosis mengembangkan tanda dan gejala penyakit. Perkiraan berapa banyak orang yang benar-benar mengembangkan tanda dan gejala kelebihan zat besi sangat bervariasi. Perkiraan berkisar setinggi setengah dari semua orang dengan dua gen hemochromatosis.
Efek pada tubuh
Pada hemochromatosis, besi dapat membangun di sebagian besar organ tubuh Anda, tetapi terutama dalam, jantung hati pankreas, dan. Ketika ini terjadi, besi dapat meracuni organ dan mengakibatkan kegagalan organ.
Hati. Hemochromatosis dapat menyebabkan pembesaran, sirosis; parut pada hati sehingga tidak bekerja dengan benar), gagal, atau kanker hati.
Jantung. Hemochromatosis dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau irama (aritmia) dan menyebabkan gagal jantung.
Pankreas. Hemochromatosis dapat menyebabkan diabetes mellitus.
Karakteristik hemochromatosis
Seberapa serius penyakit ini bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang tidak pernah memiliki gejala atau komplikasi, bahkan dengan kadar zat besi tinggi. Lain memiliki efek samping yang serius atau meninggal akibat penyakit tersebut. Faktor-faktor tertentu dapat mempengaruhi seberapa serius penyakit ini. Sebagai contoh, gen lain, selain gen hemochromatosis, dapat mengubah atau mengurangi keparahan penyakit. Vitamin C dalam makanan dapat meningkatkan jumlah zat besi tubuh menyerap dari makanan dan membuat hemochromatosis buruk. Penggunaan alkohol dapat meningkatkan kerusakan hati dan sirosis. Kondisi tertentu, seperti hepatitis, dapat merusak atau melemahkan hati.
Pandangan
Prospek untuk orang dengan hemochromatosis tergantung pada seberapa banyak kerusakan organ telah terjadi pada saat diagnosis. Diagnosis dini dan pengobatan adalah penting. Pengobatan mungkin dapat mencegah, menunda, atau kadang-kadang membalikkan komplikasi penyakit. Pengobatan dapat membuat kadar energi yang lebih tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik. Bagi orang yang didiagnosis dan diobati dini, rentang hidup normal mungkin. Jika tidak diobati, hemochromatosis dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah dan bahkan kematian.
Apa yang menyebabkan hemochromatosis?
Ada dua jenis hemochromatosis: primer (keturunan) dan sekunder. Setiap jenis memiliki sebab yang berbeda.
Primer hemochromatosis
Sebuah cacat pada gen yang mengontrol berapa banyak Anda menyerap zat besi dari makanan Anda menyebabkan hemochromatosis primer. Primer hemochromatosis kadang-kadang disebut hemochromatosis keturunan atau klasik hemochromatosis. Sebagian besar kasus hemochromatosis adalah hemochromatosis primer.
Gen yang paling sering terlibat dalam hemochromatosis utama disebut HFE gen. Abnormal gen HFE menyebabkan tubuh menyerap zat besi terlalu banyak. Manusia mewarisi dua salinan dari sebagian besar gen dalam tubuh, satu dari setiap orangtua. Anda harus hemochromatosis primer jika Anda mewarisi dua salinan gen HFE abnormal, satu dari setiap orangtua.
Jika Anda mewarisi satu gen HFE yang abnormal dan yang normal gen HFE, Anda adalah hemochromatosis "pembawa." Operator biasanya tidak mengidap penyakit ini, tetapi mereka dapat melewati gen abnormal pada anak-anak mereka. Sekitar 1 dari 10 orang di Amerika Serikat diyakini hemochromatosis operator.
Jika kedua orang tua adalah pembawa gen HFE abnormal, maka setiap anak-anak mereka memiliki 1 dari 4 kemungkinan mewarisi sepasang gen HFE yang abnormal.
Jenis lain dari gen yang abnormal juga dapat menyebabkan hemochromatosis, tetapi kurang umum. Para ilmuwan masih mempelajari apa perubahan lain untuk gen normal dapat menyebabkan hemochromatosis.
Sekunder hemochromatosis
Jenis hemochromatosis biasanya merupakan akibat dari penyakit lain atau kondisi yang dapat menyebabkan kelebihan zat besi. Penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan hemochromatosis meliputi:
Tertentu anemia, seperti talasemia dan anemia aplastik
Sebuah kondisi yang disebut kelebihan zat besi Afrika, yang merupakan kombinasi dari kelainan bawaan dan diet
Atransferrinemia dan aceruloplasminemia, baik penyakit warisan langka
Penyakit hati kronis, seperti hepatitis, penyakit hati alkoholik, atau steatohepatitis alkohol ("steato" berarti lemak)
Sekunder hemochromatosis kadang-kadang dapat disebabkan oleh terlalu banyak zat besi dari:
Transfusi darah
Besi asupan (dari pil besi oral atau disuntikkan besi)
Jangka panjang ginjal dialisis
Siapa yang berisiko untuk hemochromatosis?
Populasi terpengaruh
Hemochromatosis adalah salah satu penyakit yang diwariskan (genetik) paling umum di Amerika Serikat. Sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat memiliki sepasang gen hemochromatosis. Hemochromatosis paling sering terjadi pada bule keturunan Eropa utara. Hal ini jarang terjadi di Afrika Amerika. Hal ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Orang tua lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit daripada orang muda. Bahkan, tanda dan gejala biasanya tidak muncul pada pria sampai usia 40 sampai 60. Pada perempuan, tanda dan gejala biasanya tidak muncul sampai setelah usia 50 (setelah menopause). Anak-anak kecil jarang mengembangkan hemochromatosis.
Mayor faktor risiko
Memiliki sepasang normal HFE gen (satu dari setiap orangtua) adalah faktor risiko utama untuk hemochromatosis. Namun, banyak orang dengan dua salinan gen abnormal tidak mengembangkan tanda atau gejala penyakit.
Faktor risiko lain
Alkoholisme adalah faktor risiko untuk hemochromatosis. Sebuah riwayat keluarga penyakit tertentu juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk hemochromatosis. Beberapa penyakit ini adalah serangan jantung, penyakit hati, diabetes, arthritis, dan disfungsi ereksi (impotensi).
Tanda dan gejala hemochromatosis
Hemochromatosis dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh dan dapat menyebabkan tanda-tanda yang berbeda dan gejala. Banyak tanda dan gejala serupa dengan yang lain, penyakit lebih umum. Beberapa orang dengan gen hemochromatosis mungkin tidak memiliki tanda-tanda atau gejala sama sekali.
Tanda dan gejala hemochromatosis biasanya tidak terlihat sampai usia pertengahan. Pria lebih mungkin untuk mengembangkan komplikasi seperti diabetes atau sirosis, dan wanita lebih cenderung memiliki gejala umum seperti kelelahan (kelelahan). Tanda dan gejala juga bervariasi berdasarkan pada seberapa jauh penyakit ini telah maju.
Tanda-tanda umum dan gejala stadium awal hemochromatosis meliputi:
Kelelahan
Bersama rasa sakit
Umum kelemahan
Penurunan berat badan
Nyeri perut
Palpitasi (sensasi berkibar di dada)
Tanda-tanda umum dan gejala pertengahan tahap hemochromatosis (seperti zat besi lebih banyak menumpuk dalam tubuh) meliputi:
Bersama kerusakan dan rasa sakit (radang sendi)
Pembesaran hati
Organ reproduksi kegagalan (misalnya, impotensi, penyusutan testis, kehilangan gairah seks, infertilitas, tidak adanya siklus menstruasi, dan menopause dini)
Masalah jantung (misalnya, nyeri dada, sesak napas, dan irama jantung abnormal)
Tanda-tanda umum, gejala, dan kondisi stadium lanjut hemochromatosis meliputi:
Hati miskin fungsi (kelebihan zat besi dapat menyebabkan sirosis, gagal, atau kanker hati)
Sebuah gula darah tinggi tingkat (intoleransi glukosa atau diabetes)
Kronis (sering atau berulang-ulang) sakit perut
Parah kelelahan
Hormon miskin produksi kelenjar pituitari dan tiroid
Kerusakan pada kelenjar adrenal
Gagal jantung (kelebihan zat besi dapat merusak otot jantung, yang menyebabkan gagal jantung)
Perubahan warna kulit (misalnya, kulit kulit, kekuningan tan tidak disebabkan oleh matahari, dan telapak tangan kemerahan tidak disebabkan oleh penggunaan tangan)
Diagnosa
Hemochromatosis didiagnosis berdasarkan riwayat medis dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan tes diagnostik dan prosedur. Penyakit ini kadang ditemukan selama diagnosis penyakit atau kondisi lain seperti arthritis, penyakit hati, diabetes, penyakit jantung, dan impotensi.
Spesialis yang terlibat
Selain dokter keluarga atau spesialis penyakit dalam, jenis lain dari dokter mungkin terlibat dalam mendiagnosis dan mengobati hemochromatosis, termasuk:
Seorang ahli jantung (spesialis jantung)
Sebuah endokrinologi (spesialis kelenjar sistem)
Sebuah hepatologi (spesialis hati)
Sebuah pencernaan (spesialis saluran pencernaan)
Sebuah hematologi (darah spesialis penyakit)
Sebuah rheumatologist (spesialis penyakit sendi dan jaringan)
Medis dan riwayat keluarga
Dokter Anda mungkin mengajukan pertanyaan untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah masa lalu kesehatan Anda, gejala saat ini, dan sejarah medis keluarga. Dokter Anda mungkin bertanya tentang:
Sekarang gejala, termasuk ketika mereka mulai dan seberapa buruk kondisinya
Kemungkinan penyebab hemochromatosis sekunder, seperti mengambil terlalu banyak zat besi (pil atau suntikan) atau vitamin C
Apakah anggota keluarga Anda memiliki hemochromatosis
Apakah anggota keluarga Anda memiliki riwayat masalah medis lain atau penyakit yang berkaitan dengan hemochromatosis
Fisik ujian
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mendengarkan hati Anda untuk irama yang abnormal dan memeriksa untuk arthritis, warna kulit abnormal, dan pembesaran hati.
Diagnostik tes dan prosedur
Berdasarkan hasil rekam medis dan pemeriksaan fisik, dokter mungkin memerintahkan tes-tes satu atau beberapa untuk mendiagnosis hemochromatosis.
Tes darah
Tes darah digunakan untuk mengetahui berapa banyak zat besi dalam tubuh. Namun tes darah saja tidak cukup untuk mendiagnosis hemochromatosis. Jenis tes darah yang dapat digunakan meliputi:
Saturasi transferin (TS). Tingkat TS tinggi dalam darah dapat menunjukkan bahwa Anda memiliki hemochromatosis.
Serum feritin tingkat. Tingkat serum feritin dapat diuji jika tingkat TS tinggi. Tingkat serum feritin tinggi dapat berarti bahwa besi adalah membangun pada organ tubuh. Jika ada penumpukan besi pada organ-organ Anda, Anda mungkin harus hemochromatosis.
Serum besi tingkat. Tes ini memeriksa tingkat zat besi dalam darah Anda. Tingkat zat besi dalam darah bisa normal bahkan jika Anda memiliki hemochromatosis.
Fungsi hati tes. Tes-tes darah mungkin dilakukan untuk memeriksa tingkat kerusakan hati. Kerusakan hati dapat menunjukkan bahwa Anda memiliki hemochromatosis. Jika anda telah didiagnosa dengan hemochromatosis, tes-tes darah dapat menunjukkan seberapa jauh penyakit ini telah maju.
Kuantitatif proses mengeluarkan darah (pengangkatan darah)
Tes ini mungkin dilakukan untuk memeriksa diagnosis hemochromatosis. Sebuah proses mengeluarkan darah (PHK-BOT-o-saya) adalah proses yang sama dengan memberikan darah. Anda biasanya akan memiliki serangkaian phlebotomies beberapa. Darah Anda diuji untuk menunjukkan apakah penghapusan darah membantu untuk kadar zat besi rendah.
Biopsi hati
Sebuah biopsi hati dapat menunjukkan berapa banyak zat besi dalam hati dan dapat mendiagnosa kerusakan hati (fibrosis, sirosis, dan kanker). Selama biopsi hati, dokter mematikan daerah itu dan kemudian menghapus sampel kecil jaringan hati menggunakan jarum. Jaringan tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi hati jarang digunakan dalam diagnosis dari mereka dulu.
Magnetic resonance imaging
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah tes yang dapat menunjukkan jumlah zat besi dalam hati Anda. MRI menggunakan medan magnet untuk menampilkan gambar organ dan struktur di dalam tubuh. Ini memberikan detail lebih dari sinar-X untuk beberapa jenis masalah.
Superkonduktor perangkat interferensi kuantum
Superkonduktor kuantum perangkat gangguan (SQUID), seperti MRI, mengukur jumlah besi dalam hati. Ini tersedia hanya pada beberapa pusat kesehatan.
Genetik pengujian
Pengujian genetik dapat dilakukan untuk menunjukkan apakah Anda memiliki nol, satu, atau dua salinan gen HFE abnormal. Tes ini akurat dalam lebih dari 8 dari 10 kasus. Hal ini dapat mengidentifikasi orang yang memiliki dua salinan gen abnormal, tetapi tidak dapat memprediksi manusia ini akan terus mengembangkan penyakit kelebihan zat besi. Mutasi HFE paling umum disebut C282Y, dan yang lebih jarang adalah H63D. Tes dapat mengabaikan orang yang telah hemochromatosis disebabkan oleh jenis lain gen.
Pengujian genetik dapat dilakukan dengan dua cara. Sebuah tes pipi adalah ketika kapas digunakan untuk mengumpulkan sel dari bagian dalam mulut. Sebuah tes darah keseluruhan adalah ketika sampel darah diambil dari pembuluh darah di lengan untuk diuji.
Pengujian genetik dapat dilakukan dengan konseling genetik bagi pasangan berencana untuk memiliki keluarga ketika salah satu atau kedua orang tua memiliki hemochromatosis atau memiliki riwayat keluarga penyakit. Tujuannya adalah untuk menunjukkan:
Jika salah satu atau kedua orang tua (s) membawa gen HFE yang abnormal
Kemungkinan melewati HFE gen untuk anak-anak mereka
Bagaimana hemochromatosis diobati?
Pengobatan untuk hemochromatosis termasuk proses mengeluarkan darah terapeutik, terapi khelasi besi, perubahan diet, dan perawatan lain untuk komplikasi.
Tujuan pengobatan
Tujuan mengobati hemochromatosis adalah untuk mengurangi jumlah zat besi dalam tubuh Anda ke tingkat normal, mencegah atau menunda kerusakan organ dari kelebihan zat besi, mengobati komplikasi penyakit, dan menjaga kadar zat besi yang normal dalam jangka panjang (seumur hidup).
Terapi proses mengeluarkan darah (penghapusan darah periodik)
Jenis pengobatan yang digunakan untuk menghilangkan zat besi dari tubuh Anda dalam proses yang sangat banyak seperti menyumbangkan darah. Proses mengeluarkan darah Terapi biasanya dimulai segera setelah diagnosis. Penghapusan darah bisa dilakukan di pusat-pusat donor darah, pusat rumah sakit sumbangan, atau kantor dokter.
Proses mengeluarkan darah terapeutik biasanya disarankan untuk orang dengan sangat tinggi kadar feritin serum dan orang yang memiliki tanda dan gejala hemochromatosis. Pada tahap pertama pengobatan, sekitar 1 liter darah akan dihapus sekali atau dua kali seminggu. Setelah kadar zat besi kembali normal, Anda dapat melanjutkan perawatan proses mengeluarkan darah tapi mungkin perlu mereka lebih jarang, biasanya setiap 3 bulan. Selama pengobatan terus, yang sering selama sisa hidup Anda, dokter akan memesan tes laboratorium sering untuk memeriksa kadar zat besi.
Iron chelation terapi
Besi terapi khelasi menggunakan obat untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh Anda. Ini adalah pilihan yang baik bagi orang yang tidak dapat menjalani penghapusan darah berulang.
Disuntikkan besi terapi khelasi bisa dilakukan di kantor dokter. Besi terapi khelasi oral dapat diambil di rumah. Obat-obatan yang digunakan untuk terapi khelasi antara lain:
Deferoxamine mesylate (Desferal ®). Obat ini disuntikkan baik di otot, bawah kulit, atau melalui vena.
Exjade ® (Deferasirox). Ini merupakan obat oral yang mengikat dengan zat besi tambahan dan kemudian meninggalkan tubuh dalam tinja.
Eksperimental obat-obatan. Deferiprone (Ferriprox ®) adalah obat oral yang mengikat dengan zat besi tambahan dan kemudian meninggalkan tubuh dalam air seni atau feses.
Perubahan dalam diet
Dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk mengubah diet Anda jika Anda memiliki hemochromatosis. Anda mungkin disarankan untuk:
Hindari mengambil besi (termasuk pil besi, suntikan zat besi, atau multivitamin yang mengandung zat besi).
Batasi konsumsi vitamin C. Vitamin C meningkatkan jumlah zat besi tubuh menyerap. Anda harus mengambil tidak lebih dari 500 mg per hari dari sumber non-pangan seperti pil.
Hindari ikan mentah dan kerang. Beberapa ikan dan kerang mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada orang dengan hemochromatosis.
Batasi asupan alkohol. Minum alkohol meningkatkan risiko penyakit hati dan dapat membuat penyakit hati buruk.
Pengobatan untuk komplikasi
Dokter mungkin memberikan pengobatan lain seperti yang diperlukan untuk komplikasi seperti penyakit hati, masalah jantung, atau diabetes.
Bagaimana hemochromatosis dapat dicegah?
Jika Anda memiliki dua salinan gen hemochromatosis, Anda tidak dapat mencegah perkembangan penyakit kelebihan zat besi. Tapi tidak semua orang yang mewarisi gen hemochromatosis mengembangkan penyakit kelebihan zat besi. Pada orang yang melakukan mengembangkan penyakit kelebihan zat besi, terapi seperti proses mengeluarkan darah terapeutik (penghapusan darah) dapat menjaga penyakit dari semakin buruk.
Dasar (keturunan) hemochromatosis dilewatkan dari orang tua kepada anak-anak melalui gen. Tes genetik dan konseling dapat membantu orang tua dengan gen hemochromatosis menentukan peluang mereka melewati gen pada anak-anak mereka.
Hidup dengan hemochromatosis
Informasi tentang hasil
Hemochromatosis dapat diobati secara efektif dengan proses mengeluarkan darah (penghapusan darah yang berulang). Seberapa baik perawatan bekerja tergantung pada seberapa banyak kerusakan organ telah terjadi sebelum perawatan dimulai. Jika hemochromatosis ditemukan dan diobati dini, komplikasi dapat dicegah, ditunda, atau bahkan terbalik. Dengan diagnosis dini dan pengobatan, hidup normal adalah mungkin. Ketika kerusakan organ telah terjadi, pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan harapan hidup, tetapi tidak mungkin dapat membalikkan kerusakan yang ada. Jika tidak diobati, hemochromatosis dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah atau bahkan kematian.
Apa yang akan terjadi setelah perawatan
Orang yang berbeda memiliki respon yang berbeda terhadap pengobatan. Beberapa orang menjalani pengangkatan darah sering merasa lelah (sangat lelah). Orang yang berada dalam stadium lanjut penyakit atau yang menerima agresif (sangat kuat) pengobatan yang melemahkan tersebut mungkin perlu bantuan dengan tugas sehari-hari dan kegiatan.
Pada awalnya, phlebotomies sering mungkin diperlukan untuk manapun dari 6 bulan sampai 3 tahun. Berapa lama perawatan ini diperlukan tergantung pada seberapa banyak zat besi tambahan dalam tubuh. Bahkan setelah ini, pengobatan yang sedang berlangsung mungkin diperlukan dua sampai enam kali setahun untuk menjaga besi dari membangun kembali lagi.
Perawatan kesehatan berkelanjutan perlu
Kebutuhan medis yang sedang berlangsung dapat termasuk:
Melanjutkan proses mengeluarkan darah
Mengambil obat-obatan yang diresepkan
Menghubungi dokter Anda segera tentang gejala baru atau memburuk, atau tentang kemungkinan reaksi pada pengobatan proses mengeluarkan darah
Menindaklanjuti secara teratur dengan dokter Anda tentang praktikum untuk memeriksa kadar zat besi, perawatan sedang berlangsung, atau ujian tahunan
Menggunakan buku harian atau log untuk melacak tingkat besi
Orang memiliki phlebotomies mungkin perlu mengubah waktu mereka biasa bekerja untuk menjadwalkan perawatan. Mereka juga mungkin perlu mengubah jadwal kerja untuk memungkinkan periode kelelahan, terutama ketika mereka mengalami perlakuan agresif yang melemahkan mereka.
Periksa dengan dokter Anda dan perusahaan asuransi tentang cakupan untuk perlakuan yang berbeda.
Skrining untuk anggota keluarga orang Dengan hemochromatosis
Orang tua, kakek-nenek, saudara-saudara, dan anak-anak (hubungan darah) dari seseorang dengan hemochromatosis mungkin berisiko untuk hemochromatosis. Memeriksa kadar zat besi dalam darah dari kerabat disarankan. Pengujian genetik mungkin direkomendasikan untuk menunjukkan siapa yang berisiko untuk penyakit ini. Jika saudara telah didiagnosa menderita kelebihan zat besi, tes genetik dapat menunjukkan apakah penyebabnya adalah genetik (diwariskan).
Hemochromatosis adalah penyakit di mana terlalu banyak zat besi menumpuk dalam tubuh. Ini zat besi tambahan adalah racun bagi tubuh dan dapat merusak organ. Jika hemochromatosis tidak diobati, dapat menyebabkan penyakit atau bahkan kematian.
Kebanyakan orang dengan hemochromatosis mewarisi kondisi dari orang tua mereka. Jika Anda mewarisi dua gen hemochromatosis, satu dari setiap orangtua, Anda akan memiliki kondisi tersebut. Kedua gen abnormal menyebabkan tubuh Anda menyerap zat besi lebih banyak dari biasanya dari diet.
Hemochromatosis adalah salah satu penyakit yang diwariskan (genetik) paling umum di Amerika Serikat. Sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat memiliki sepasang gen hemochromatosis. Tapi tidak semua orang dengan sepasang gen hemochromatosis mengembangkan tanda dan gejala penyakit. Perkiraan berapa banyak orang yang benar-benar mengembangkan tanda dan gejala kelebihan zat besi sangat bervariasi. Perkiraan berkisar setinggi setengah dari semua orang dengan dua gen hemochromatosis.
Efek pada tubuh
Pada hemochromatosis, besi dapat membangun di sebagian besar organ tubuh Anda, tetapi terutama dalam, jantung hati pankreas, dan. Ketika ini terjadi, besi dapat meracuni organ dan mengakibatkan kegagalan organ.
Hati. Hemochromatosis dapat menyebabkan pembesaran, sirosis; parut pada hati sehingga tidak bekerja dengan benar), gagal, atau kanker hati.
Jantung. Hemochromatosis dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau irama (aritmia) dan menyebabkan gagal jantung.
Pankreas. Hemochromatosis dapat menyebabkan diabetes mellitus.
Karakteristik hemochromatosis
Seberapa serius penyakit ini bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang tidak pernah memiliki gejala atau komplikasi, bahkan dengan kadar zat besi tinggi. Lain memiliki efek samping yang serius atau meninggal akibat penyakit tersebut. Faktor-faktor tertentu dapat mempengaruhi seberapa serius penyakit ini. Sebagai contoh, gen lain, selain gen hemochromatosis, dapat mengubah atau mengurangi keparahan penyakit. Vitamin C dalam makanan dapat meningkatkan jumlah zat besi tubuh menyerap dari makanan dan membuat hemochromatosis buruk. Penggunaan alkohol dapat meningkatkan kerusakan hati dan sirosis. Kondisi tertentu, seperti hepatitis, dapat merusak atau melemahkan hati.
Pandangan
Prospek untuk orang dengan hemochromatosis tergantung pada seberapa banyak kerusakan organ telah terjadi pada saat diagnosis. Diagnosis dini dan pengobatan adalah penting. Pengobatan mungkin dapat mencegah, menunda, atau kadang-kadang membalikkan komplikasi penyakit. Pengobatan dapat membuat kadar energi yang lebih tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik. Bagi orang yang didiagnosis dan diobati dini, rentang hidup normal mungkin. Jika tidak diobati, hemochromatosis dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah dan bahkan kematian.
Apa yang menyebabkan hemochromatosis?
Ada dua jenis hemochromatosis: primer (keturunan) dan sekunder. Setiap jenis memiliki sebab yang berbeda.
Primer hemochromatosis
Sebuah cacat pada gen yang mengontrol berapa banyak Anda menyerap zat besi dari makanan Anda menyebabkan hemochromatosis primer. Primer hemochromatosis kadang-kadang disebut hemochromatosis keturunan atau klasik hemochromatosis. Sebagian besar kasus hemochromatosis adalah hemochromatosis primer.
Gen yang paling sering terlibat dalam hemochromatosis utama disebut HFE gen. Abnormal gen HFE menyebabkan tubuh menyerap zat besi terlalu banyak. Manusia mewarisi dua salinan dari sebagian besar gen dalam tubuh, satu dari setiap orangtua. Anda harus hemochromatosis primer jika Anda mewarisi dua salinan gen HFE abnormal, satu dari setiap orangtua.
Jika Anda mewarisi satu gen HFE yang abnormal dan yang normal gen HFE, Anda adalah hemochromatosis "pembawa." Operator biasanya tidak mengidap penyakit ini, tetapi mereka dapat melewati gen abnormal pada anak-anak mereka. Sekitar 1 dari 10 orang di Amerika Serikat diyakini hemochromatosis operator.
Jika kedua orang tua adalah pembawa gen HFE abnormal, maka setiap anak-anak mereka memiliki 1 dari 4 kemungkinan mewarisi sepasang gen HFE yang abnormal.
Jenis lain dari gen yang abnormal juga dapat menyebabkan hemochromatosis, tetapi kurang umum. Para ilmuwan masih mempelajari apa perubahan lain untuk gen normal dapat menyebabkan hemochromatosis.
Sekunder hemochromatosis
Jenis hemochromatosis biasanya merupakan akibat dari penyakit lain atau kondisi yang dapat menyebabkan kelebihan zat besi. Penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan hemochromatosis meliputi:
Tertentu anemia, seperti talasemia dan anemia aplastik
Sebuah kondisi yang disebut kelebihan zat besi Afrika, yang merupakan kombinasi dari kelainan bawaan dan diet
Atransferrinemia dan aceruloplasminemia, baik penyakit warisan langka
Penyakit hati kronis, seperti hepatitis, penyakit hati alkoholik, atau steatohepatitis alkohol ("steato" berarti lemak)
Sekunder hemochromatosis kadang-kadang dapat disebabkan oleh terlalu banyak zat besi dari:
Transfusi darah
Besi asupan (dari pil besi oral atau disuntikkan besi)
Jangka panjang ginjal dialisis
Siapa yang berisiko untuk hemochromatosis?
Populasi terpengaruh
Hemochromatosis adalah salah satu penyakit yang diwariskan (genetik) paling umum di Amerika Serikat. Sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat memiliki sepasang gen hemochromatosis. Hemochromatosis paling sering terjadi pada bule keturunan Eropa utara. Hal ini jarang terjadi di Afrika Amerika. Hal ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Orang tua lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit daripada orang muda. Bahkan, tanda dan gejala biasanya tidak muncul pada pria sampai usia 40 sampai 60. Pada perempuan, tanda dan gejala biasanya tidak muncul sampai setelah usia 50 (setelah menopause). Anak-anak kecil jarang mengembangkan hemochromatosis.
Mayor faktor risiko
Memiliki sepasang normal HFE gen (satu dari setiap orangtua) adalah faktor risiko utama untuk hemochromatosis. Namun, banyak orang dengan dua salinan gen abnormal tidak mengembangkan tanda atau gejala penyakit.
Faktor risiko lain
Alkoholisme adalah faktor risiko untuk hemochromatosis. Sebuah riwayat keluarga penyakit tertentu juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk hemochromatosis. Beberapa penyakit ini adalah serangan jantung, penyakit hati, diabetes, arthritis, dan disfungsi ereksi (impotensi).
Tanda dan gejala hemochromatosis
Hemochromatosis dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh dan dapat menyebabkan tanda-tanda yang berbeda dan gejala. Banyak tanda dan gejala serupa dengan yang lain, penyakit lebih umum. Beberapa orang dengan gen hemochromatosis mungkin tidak memiliki tanda-tanda atau gejala sama sekali.
Tanda dan gejala hemochromatosis biasanya tidak terlihat sampai usia pertengahan. Pria lebih mungkin untuk mengembangkan komplikasi seperti diabetes atau sirosis, dan wanita lebih cenderung memiliki gejala umum seperti kelelahan (kelelahan). Tanda dan gejala juga bervariasi berdasarkan pada seberapa jauh penyakit ini telah maju.
Tanda-tanda umum dan gejala stadium awal hemochromatosis meliputi:
Kelelahan
Bersama rasa sakit
Umum kelemahan
Penurunan berat badan
Nyeri perut
Palpitasi (sensasi berkibar di dada)
Tanda-tanda umum dan gejala pertengahan tahap hemochromatosis (seperti zat besi lebih banyak menumpuk dalam tubuh) meliputi:
Bersama kerusakan dan rasa sakit (radang sendi)
Pembesaran hati
Organ reproduksi kegagalan (misalnya, impotensi, penyusutan testis, kehilangan gairah seks, infertilitas, tidak adanya siklus menstruasi, dan menopause dini)
Masalah jantung (misalnya, nyeri dada, sesak napas, dan irama jantung abnormal)
Tanda-tanda umum, gejala, dan kondisi stadium lanjut hemochromatosis meliputi:
Hati miskin fungsi (kelebihan zat besi dapat menyebabkan sirosis, gagal, atau kanker hati)
Sebuah gula darah tinggi tingkat (intoleransi glukosa atau diabetes)
Kronis (sering atau berulang-ulang) sakit perut
Parah kelelahan
Hormon miskin produksi kelenjar pituitari dan tiroid
Kerusakan pada kelenjar adrenal
Gagal jantung (kelebihan zat besi dapat merusak otot jantung, yang menyebabkan gagal jantung)
Perubahan warna kulit (misalnya, kulit kulit, kekuningan tan tidak disebabkan oleh matahari, dan telapak tangan kemerahan tidak disebabkan oleh penggunaan tangan)
Diagnosa
Hemochromatosis didiagnosis berdasarkan riwayat medis dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan tes diagnostik dan prosedur. Penyakit ini kadang ditemukan selama diagnosis penyakit atau kondisi lain seperti arthritis, penyakit hati, diabetes, penyakit jantung, dan impotensi.
Spesialis yang terlibat
Selain dokter keluarga atau spesialis penyakit dalam, jenis lain dari dokter mungkin terlibat dalam mendiagnosis dan mengobati hemochromatosis, termasuk:
Seorang ahli jantung (spesialis jantung)
Sebuah endokrinologi (spesialis kelenjar sistem)
Sebuah hepatologi (spesialis hati)
Sebuah pencernaan (spesialis saluran pencernaan)
Sebuah hematologi (darah spesialis penyakit)
Sebuah rheumatologist (spesialis penyakit sendi dan jaringan)
Medis dan riwayat keluarga
Dokter Anda mungkin mengajukan pertanyaan untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah masa lalu kesehatan Anda, gejala saat ini, dan sejarah medis keluarga. Dokter Anda mungkin bertanya tentang:
Sekarang gejala, termasuk ketika mereka mulai dan seberapa buruk kondisinya
Kemungkinan penyebab hemochromatosis sekunder, seperti mengambil terlalu banyak zat besi (pil atau suntikan) atau vitamin C
Apakah anggota keluarga Anda memiliki hemochromatosis
Apakah anggota keluarga Anda memiliki riwayat masalah medis lain atau penyakit yang berkaitan dengan hemochromatosis
Fisik ujian
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mendengarkan hati Anda untuk irama yang abnormal dan memeriksa untuk arthritis, warna kulit abnormal, dan pembesaran hati.
Diagnostik tes dan prosedur
Berdasarkan hasil rekam medis dan pemeriksaan fisik, dokter mungkin memerintahkan tes-tes satu atau beberapa untuk mendiagnosis hemochromatosis.
Tes darah
Tes darah digunakan untuk mengetahui berapa banyak zat besi dalam tubuh. Namun tes darah saja tidak cukup untuk mendiagnosis hemochromatosis. Jenis tes darah yang dapat digunakan meliputi:
Saturasi transferin (TS). Tingkat TS tinggi dalam darah dapat menunjukkan bahwa Anda memiliki hemochromatosis.
Serum feritin tingkat. Tingkat serum feritin dapat diuji jika tingkat TS tinggi. Tingkat serum feritin tinggi dapat berarti bahwa besi adalah membangun pada organ tubuh. Jika ada penumpukan besi pada organ-organ Anda, Anda mungkin harus hemochromatosis.
Serum besi tingkat. Tes ini memeriksa tingkat zat besi dalam darah Anda. Tingkat zat besi dalam darah bisa normal bahkan jika Anda memiliki hemochromatosis.
Fungsi hati tes. Tes-tes darah mungkin dilakukan untuk memeriksa tingkat kerusakan hati. Kerusakan hati dapat menunjukkan bahwa Anda memiliki hemochromatosis. Jika anda telah didiagnosa dengan hemochromatosis, tes-tes darah dapat menunjukkan seberapa jauh penyakit ini telah maju.
Kuantitatif proses mengeluarkan darah (pengangkatan darah)
Tes ini mungkin dilakukan untuk memeriksa diagnosis hemochromatosis. Sebuah proses mengeluarkan darah (PHK-BOT-o-saya) adalah proses yang sama dengan memberikan darah. Anda biasanya akan memiliki serangkaian phlebotomies beberapa. Darah Anda diuji untuk menunjukkan apakah penghapusan darah membantu untuk kadar zat besi rendah.
Biopsi hati
Sebuah biopsi hati dapat menunjukkan berapa banyak zat besi dalam hati dan dapat mendiagnosa kerusakan hati (fibrosis, sirosis, dan kanker). Selama biopsi hati, dokter mematikan daerah itu dan kemudian menghapus sampel kecil jaringan hati menggunakan jarum. Jaringan tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi hati jarang digunakan dalam diagnosis dari mereka dulu.
Magnetic resonance imaging
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah tes yang dapat menunjukkan jumlah zat besi dalam hati Anda. MRI menggunakan medan magnet untuk menampilkan gambar organ dan struktur di dalam tubuh. Ini memberikan detail lebih dari sinar-X untuk beberapa jenis masalah.
Superkonduktor perangkat interferensi kuantum
Superkonduktor kuantum perangkat gangguan (SQUID), seperti MRI, mengukur jumlah besi dalam hati. Ini tersedia hanya pada beberapa pusat kesehatan.
Genetik pengujian
Pengujian genetik dapat dilakukan untuk menunjukkan apakah Anda memiliki nol, satu, atau dua salinan gen HFE abnormal. Tes ini akurat dalam lebih dari 8 dari 10 kasus. Hal ini dapat mengidentifikasi orang yang memiliki dua salinan gen abnormal, tetapi tidak dapat memprediksi manusia ini akan terus mengembangkan penyakit kelebihan zat besi. Mutasi HFE paling umum disebut C282Y, dan yang lebih jarang adalah H63D. Tes dapat mengabaikan orang yang telah hemochromatosis disebabkan oleh jenis lain gen.
Pengujian genetik dapat dilakukan dengan dua cara. Sebuah tes pipi adalah ketika kapas digunakan untuk mengumpulkan sel dari bagian dalam mulut. Sebuah tes darah keseluruhan adalah ketika sampel darah diambil dari pembuluh darah di lengan untuk diuji.
Pengujian genetik dapat dilakukan dengan konseling genetik bagi pasangan berencana untuk memiliki keluarga ketika salah satu atau kedua orang tua memiliki hemochromatosis atau memiliki riwayat keluarga penyakit. Tujuannya adalah untuk menunjukkan:
Jika salah satu atau kedua orang tua (s) membawa gen HFE yang abnormal
Kemungkinan melewati HFE gen untuk anak-anak mereka
Bagaimana hemochromatosis diobati?
Pengobatan untuk hemochromatosis termasuk proses mengeluarkan darah terapeutik, terapi khelasi besi, perubahan diet, dan perawatan lain untuk komplikasi.
Tujuan pengobatan
Tujuan mengobati hemochromatosis adalah untuk mengurangi jumlah zat besi dalam tubuh Anda ke tingkat normal, mencegah atau menunda kerusakan organ dari kelebihan zat besi, mengobati komplikasi penyakit, dan menjaga kadar zat besi yang normal dalam jangka panjang (seumur hidup).
Terapi proses mengeluarkan darah (penghapusan darah periodik)
Jenis pengobatan yang digunakan untuk menghilangkan zat besi dari tubuh Anda dalam proses yang sangat banyak seperti menyumbangkan darah. Proses mengeluarkan darah Terapi biasanya dimulai segera setelah diagnosis. Penghapusan darah bisa dilakukan di pusat-pusat donor darah, pusat rumah sakit sumbangan, atau kantor dokter.
Proses mengeluarkan darah terapeutik biasanya disarankan untuk orang dengan sangat tinggi kadar feritin serum dan orang yang memiliki tanda dan gejala hemochromatosis. Pada tahap pertama pengobatan, sekitar 1 liter darah akan dihapus sekali atau dua kali seminggu. Setelah kadar zat besi kembali normal, Anda dapat melanjutkan perawatan proses mengeluarkan darah tapi mungkin perlu mereka lebih jarang, biasanya setiap 3 bulan. Selama pengobatan terus, yang sering selama sisa hidup Anda, dokter akan memesan tes laboratorium sering untuk memeriksa kadar zat besi.
Iron chelation terapi
Besi terapi khelasi menggunakan obat untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh Anda. Ini adalah pilihan yang baik bagi orang yang tidak dapat menjalani penghapusan darah berulang.
Disuntikkan besi terapi khelasi bisa dilakukan di kantor dokter. Besi terapi khelasi oral dapat diambil di rumah. Obat-obatan yang digunakan untuk terapi khelasi antara lain:
Deferoxamine mesylate (Desferal ®). Obat ini disuntikkan baik di otot, bawah kulit, atau melalui vena.
Exjade ® (Deferasirox). Ini merupakan obat oral yang mengikat dengan zat besi tambahan dan kemudian meninggalkan tubuh dalam tinja.
Eksperimental obat-obatan. Deferiprone (Ferriprox ®) adalah obat oral yang mengikat dengan zat besi tambahan dan kemudian meninggalkan tubuh dalam air seni atau feses.
Perubahan dalam diet
Dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk mengubah diet Anda jika Anda memiliki hemochromatosis. Anda mungkin disarankan untuk:
Hindari mengambil besi (termasuk pil besi, suntikan zat besi, atau multivitamin yang mengandung zat besi).
Batasi konsumsi vitamin C. Vitamin C meningkatkan jumlah zat besi tubuh menyerap. Anda harus mengambil tidak lebih dari 500 mg per hari dari sumber non-pangan seperti pil.
Hindari ikan mentah dan kerang. Beberapa ikan dan kerang mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada orang dengan hemochromatosis.
Batasi asupan alkohol. Minum alkohol meningkatkan risiko penyakit hati dan dapat membuat penyakit hati buruk.
Pengobatan untuk komplikasi
Dokter mungkin memberikan pengobatan lain seperti yang diperlukan untuk komplikasi seperti penyakit hati, masalah jantung, atau diabetes.
Bagaimana hemochromatosis dapat dicegah?
Jika Anda memiliki dua salinan gen hemochromatosis, Anda tidak dapat mencegah perkembangan penyakit kelebihan zat besi. Tapi tidak semua orang yang mewarisi gen hemochromatosis mengembangkan penyakit kelebihan zat besi. Pada orang yang melakukan mengembangkan penyakit kelebihan zat besi, terapi seperti proses mengeluarkan darah terapeutik (penghapusan darah) dapat menjaga penyakit dari semakin buruk.
Dasar (keturunan) hemochromatosis dilewatkan dari orang tua kepada anak-anak melalui gen. Tes genetik dan konseling dapat membantu orang tua dengan gen hemochromatosis menentukan peluang mereka melewati gen pada anak-anak mereka.
Hidup dengan hemochromatosis
Informasi tentang hasil
Hemochromatosis dapat diobati secara efektif dengan proses mengeluarkan darah (penghapusan darah yang berulang). Seberapa baik perawatan bekerja tergantung pada seberapa banyak kerusakan organ telah terjadi sebelum perawatan dimulai. Jika hemochromatosis ditemukan dan diobati dini, komplikasi dapat dicegah, ditunda, atau bahkan terbalik. Dengan diagnosis dini dan pengobatan, hidup normal adalah mungkin. Ketika kerusakan organ telah terjadi, pengobatan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan harapan hidup, tetapi tidak mungkin dapat membalikkan kerusakan yang ada. Jika tidak diobati, hemochromatosis dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah atau bahkan kematian.
Apa yang akan terjadi setelah perawatan
Orang yang berbeda memiliki respon yang berbeda terhadap pengobatan. Beberapa orang menjalani pengangkatan darah sering merasa lelah (sangat lelah). Orang yang berada dalam stadium lanjut penyakit atau yang menerima agresif (sangat kuat) pengobatan yang melemahkan tersebut mungkin perlu bantuan dengan tugas sehari-hari dan kegiatan.
Pada awalnya, phlebotomies sering mungkin diperlukan untuk manapun dari 6 bulan sampai 3 tahun. Berapa lama perawatan ini diperlukan tergantung pada seberapa banyak zat besi tambahan dalam tubuh. Bahkan setelah ini, pengobatan yang sedang berlangsung mungkin diperlukan dua sampai enam kali setahun untuk menjaga besi dari membangun kembali lagi.
Perawatan kesehatan berkelanjutan perlu
Kebutuhan medis yang sedang berlangsung dapat termasuk:
Melanjutkan proses mengeluarkan darah
Mengambil obat-obatan yang diresepkan
Menghubungi dokter Anda segera tentang gejala baru atau memburuk, atau tentang kemungkinan reaksi pada pengobatan proses mengeluarkan darah
Menindaklanjuti secara teratur dengan dokter Anda tentang praktikum untuk memeriksa kadar zat besi, perawatan sedang berlangsung, atau ujian tahunan
Menggunakan buku harian atau log untuk melacak tingkat besi
Orang memiliki phlebotomies mungkin perlu mengubah waktu mereka biasa bekerja untuk menjadwalkan perawatan. Mereka juga mungkin perlu mengubah jadwal kerja untuk memungkinkan periode kelelahan, terutama ketika mereka mengalami perlakuan agresif yang melemahkan mereka.
Periksa dengan dokter Anda dan perusahaan asuransi tentang cakupan untuk perlakuan yang berbeda.
Skrining untuk anggota keluarga orang Dengan hemochromatosis
Orang tua, kakek-nenek, saudara-saudara, dan anak-anak (hubungan darah) dari seseorang dengan hemochromatosis mungkin berisiko untuk hemochromatosis. Memeriksa kadar zat besi dalam darah dari kerabat disarankan. Pengujian genetik mungkin direkomendasikan untuk menunjukkan siapa yang berisiko untuk penyakit ini. Jika saudara telah didiagnosa menderita kelebihan zat besi, tes genetik dapat menunjukkan apakah penyebabnya adalah genetik (diwariskan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar