KONSEP DASAR DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Diabetes Melitus adalah gangguan
metabolism yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi
klinis berupa hilangnya toleransi karbihidrat (Silvia Anderson Price, 1995).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolic kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidakadekuatan
penggunaan insulin (Barbara Engram, 1999).
B. Etiologi
Menurut WHO tahun 1995, penyebab Diabetes
Melitus (DM) diklasifikasikan sebagai berikut :
1. DM
Tipe 1 (DM tergantung insulin)
a. Faktor
herediter / genetic
Kerentanan
sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus / mempermudah perkembangan
antobodi antoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel
bata.
b. Faktor
infeksi virus
Berapa
infeksi virus coxakie dan gondogen yang merupakan pemicu yang menetukan proses
antoimun pada individu yang peka secara genetik.
2. DM
Tipe II (DM tidak tergantung insulin)
Terjadi paling sering pada orang dewasa
dimana terjadi obesitas pada individu obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor
insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin
yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolic yang biasa.
3. DM
Malnutrisi
a.
Fibro Calculous Pancreatic DM
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori
dan rendah protein sehingga klasifikasi pancreas melalui proses mekanik
(fibrosis) / toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.
b.
Protein Defisiensi Pancreatic DM
Karena
kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel beta pankreas.
4. DM
Tipe Lain
a. Penyakit pankreas seperti : pancreatic, Ca
pancreas dll
b. Penyakit hormonal seperti
acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel beta
pankreas yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.
c.
Obat-obatan
1) Bersifat
sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptoserin
2) Yang
mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll
C. Manifestasi
Klinis
1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Polifagia
4. Penurunan BB
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise
7. Kesemutan pada ekstremitas
8. Infeksi kulit dan pruritas
9. Timbul gejala ketoasidosis dan samnolen bila
berat
D. Patofisiologi
Pada DM tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin
lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kecil pintu
masuk kedalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kunsinya kurang, sehingga biarpun
anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang
maka glukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan bahan
bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian
keadaan ini sama dengan pada DM tipe 1. Perbedaannya adalah DM tipe 2 disamping
kadar glukosa tinggi juga kadar insulin tinggi / normal. Keadaan ini disebut
resistensi insulin.
E. Penatalaksanaan
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik
Amerika merekomendasikan = 50-60 % kalori yang berasal dari karbohidrat 60-70
%, protein 12-20 %, lemak 20-30 %
2. Latihan
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada
ekstremitas bawah
3. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
4. Pendidikan
F. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Gula darah
meningkat
a. Glukosa plasma sewaktu > 200mg / dl (11,1
mmol/L) (random)
b. Glukosa plasma puasa > 140mg / dl (7,8 mmol/L)
(nuchter)
c. Glukosa plasma dari sampel yang
diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat ( 2 jam post
prandial)
2.
Tes toleransi glukosa
G. Komplikasi
Komplikasi
metabolic (ketoasidosis diabetik dan hiperglikemik hiperosmolar nonketotik).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
A.
Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses
keperawatan. Pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan pasien, mengantisipasi kekuatan dan pertahanan pasien serta
merumuskan diagnosa keperawatan.
Pada pasien diabetes melitus, pengkajian
data dasar pasien meliputi :
- Riwayat
a. Tinjau
kembali kesehatan pasien sebelumnya dan tinjau kembali indikasi terjadinya
penyakit DM.
b.
Cata
keluhan yang disampaikan oleh pasien dan catat tanda-tanda vital dari pada
pasien.
c.
Tinjau
kembali kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit DM.
- Data dasar
a. Aktivitas
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.
Kram otot,
tonus menurun
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan beraktivitas
Letargi/disorientasi,
koma
Penurunan
kekuatan otot
b. Istirahat
Gejala : Gangguan tidur/istirahat
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat
c.
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, MCI, kesemutan
pada ekstremiitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : Takikardia, hipertensi
Nadi
yang menurun / tidak ada
Kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
d.
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri
tekan abdomen.
Diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat
berkembang menjadi oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat)
Urine berkabut, bau busuk (infeksi)
Abdomen keras, adanya asites
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
e. Makanan/cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual muntah
Tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat.
Penurunan berat badan dar periode beberapa hari/minggu.
Haus.
Penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula
darah).
Kekakuan/distensi
abdomen, muntah
Bau halitosis,
bau buah (nafas aseton)
f. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk
dengan/tanpa sputum purulen/tergantung adanya infeksi/tidak.
Tanda : Lapar udara
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (infeksi)
Frekuensi
pernapasan
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien diabetes
melitus meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital dan head to toe.
- Pemeriksaan
diagnostik
a.
Glukosa
darah meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
b. Aseton
plasma (keton) : positif secara mencolok
c. Asam
lemak bebas, kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolalitas
serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mmol /L
e. Elektrolit
1)
Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun
2) Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan
seluler), selanjutnya akan menurun.
3) Fosfor : lebih
sering menurun
f. Gemoglobin
glukolisat
Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan
kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir dan karenanya sangat bermanfaat
dan membedakan DKA dengan kontrol tidak dekuat versus DKA yang berhubungan
dengan insiden (misalnya ISK baru).
g. Gas
darah arteri
Biasanya
menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik)
dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h. Trombosit
darah
Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ;
leukositosis, hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap respons atau infeksi.
i.
Ureum/kreatinin
Mungkin meningkat atau normal
(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
j.
Amilase darah
Mungkin meningkat yang mengindikjasikan
adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA.
k. Insulin
darah
Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada
(pada tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resistensi insulin dpt berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).
l.
Urine
Gula dan aseton
positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
m. Kultur
dan sensitivitas
Kemungkinan adanya
infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka (Doengoes,
1999).
B.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari hiperglikemia
Tujuan : Kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD
ostostatik.
R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan ikeh hipotensi dan
takikardia. Perkiraan berat ringannya hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan
darah sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke posisi
duduk.
b. Pola nafas seperti adanya pernapasan kussmaul atau
pernapasan yang berbau keton.
R
: Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan
kompensasi alkalosis respiratorius terhadap keadaan ketoasidosis. Pernapasan
yang berbau aseton berhubungan dengan pemecahan asam aseto-asetat dan harus
berkurang bila ketosis harus terkoreksi.
c.
Frekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan alat bantu
nafas dan adanya periode apnea dan munculnya sianosis.
R : Koreksi
hiperglikemia akan menyebabkan pola dan frekuensi pernapasan mendekati normal.
Tetapi peningkatan kerja pernapasan ; pernapasan dangkal, pernapasan cepat dan
munculnya sianosismungkin merupakan indikasi dari kelelahan pernapasan dan/atau
mungkin pasien itu kehilangan kemampuannya untuk melakukan kompensasi pada
asidosis
d. Pantau masukan dan pengeluaran, catat
berat jenis urine.
R : Meskipun demam, menggigil dan
diaforesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit
yang kemerahan, kering mungkin sebagai cermin dari dehidrasi.
e. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500
ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan
melalui oral sudah dapat diberikan.
R : Mempertahankan
hidrasi/volime sirkulasi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Tujuan
: Berat badan atau penambahan ke arah rentang biasanya yang diinginkan dengan
nilai laboratorium normal.
Intervensi :
a. Timbang berat
badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
R : Mengkaji
pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilitasnya)
b. Tentukan
program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihasilkan pasien
R
: Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari
kebutuhan terapeutik.
c. Berikan makanan
cair yang mengandung zat makanan (nutrient) danb elektrolit dengan segera jika
pasien dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan oral. Dan selanjutnya
terus mengupayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat
ditoleransi.
R
: Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi
gastrointestinal baik
3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan
produksi energi metabolik.
Tujuan : Untuk peningkatan tingkat energi.
Intervensi :
a.
Diskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal perencanan dengan
pasien dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
R : Pendidikan dapat memberikan motivasi
untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah
b. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat
yang cukup/tanpa diganggu.
R : Mencegah
kelelahan yang berlebihan
c. Pantau nadi,
frekuensi pernapasan dan TD sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
R
: Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat
ditolerandi secara fisiologis.
4.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi lekosit/perubahan sirkulasi.
Data : -
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi
Data : -
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi
a. Observasi
tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang
biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi nasokomial.
b. Tingkatkan upaya pencegahan
dengan mencuci tangan bagi semua orang yang berhubungan dengan pasien, meskipun
pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya infeksi nasokomial.
c.
Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar
glukosa tinggi akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
d.
Berikan perawatan kulit dengan teratur dan
sungguh-sugguh, massage daerah yang tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen
tetap kering dan kencang. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan
pasien pada peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan infeksi.
e.Bantu pasien melakukan oral
higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut.
f.
Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan
kemungkinan terjadinya infeksi.
g.Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang
sesuai penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
Penuaan,
keturunan, infeksi, gaya hidup : diit, kehamilan, obesitas
Resistensi
Insulin
Sel beta pankreas rusak / terganggu Defisiensi Insulin
Produksi insulin
Glikoneogonesis
Katabolisme protein Glukagon Lemah
BUN
As.amino Hiperglikemi
60 >140mmHg
hiperosmolalitas
Ketogenesis
As.laktat Glukosuri
koma Mual,
muntah
Glukoneogenesis Diuretic osmotic kalori
keluar Tdk ada nafsu makan
Sel kelaparan Poliuria rasa
lapar Gangguan nutrisi
< dari kebutuhan tubuh
Hilang prot. tubuh Prod. Energy
metabolisme Dehidrasi polifagia
Respon perd.
Darah lambat kelelahan < volume cairan &
elektrolit < pengetahuan perubahan nutrisi
Resiko infeksi syok >
dr kbuth
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M.R
DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUANGAN C3 RSUP PROF DR. R. D KANDOU MANADO
A. PENGKAJIAN
1.
Identitas
Nama : Ny. M.R
Umur : 49 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
: Paal IV
Agama
: Kr. Protestsn
Suku / Kebangsaan : Manado/Indonesia
Pendidikan
: SMP
Stasus : Menikah
Pekerjaan
: IRT
Tanggal MRS
: 17 Juni 2013
Tanggal pengkajian : 18 Juni 2013
No. Med. Rec : 37.16.58
Diagnosa medis
: DM Tipe II
Penanggung Jawab
Nama :
Tn. J.K
Umur :
48 th
Pekerjaan :
Sopir
Hubungan :
Suami
2.
Genogram
: menderita
penyakit
yang sama
____
: Hubungan
3.
Riwayat
Kesehatan
a. Keluhan
utama
Nyeri ulu hati
b. Riwayat keluhan utama
Nyeri
dirasakan sejak 4 hari SMRS disertai tidak ada nafsu makan. Nyeri seperti
diiris – iris, panas (+), mual-muntah (+), banyak kencing, konstipasi,
dehidrasi.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien tidak ada nafsu makan, mual-muntah (+), nyeri pada abdomen masih
dirasakan, banyak kencing (+), panas (+), pucat (+)
d. Riwayat
Kesehatan dahulu
Penyakit
ini sudah di derita selama 2 th, hipertensi (-)
e. Riwayat
Keluarga
Ayah
pasien menderita penyakit yang sama
f. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan
kesehatan
Pasien tidak merokok
dan tidak meminum alkohol serta tidak alergi makanan dan obat.
2) Pola nutrisi dan cairan
Kondisi
|
Sebelum
MRS
|
Saat
dikaji
|
Selera
makan/ minum
|
Baik
|
Tidak
Baik / Baik
|
Menu
makan/minum
|
Nasi
, ikan, sayur, buah, air putih
|
Bubur,
extrak/ air putih
|
Frekuensi
|
3x/hari
/2000-2500/hari
|
5x/hari
/1000-1500 ml/hari
|
Porsi
makan/minum
|
Dihabiskan
|
Tidak
dihabiskan
|
Keluhan
|
(-)
|
Anoreksia
|
3) Pola eliminasi
Kondisi
|
Sebelum
MRS
|
Saat
dikaji
|
||
BAB
|
BAK
|
BAB
|
BAK
|
|
Frekuensi
|
2x/hari
|
4-5x/hari
|
(-)
|
6-8x/hari
|
Konsistensi
|
Lembek
|
(-)
|
Keras
|
(-)
|
Warna
|
Kuning
kecok
|
Kuning
|
(-)
|
Kuning
|
Bau
|
Khas
|
Khas
|
(-)
|
Khas
|
Keluhan
|
(-)
|
(-)
|
konstipasi
|
Banyak
kencing
|
4) Pola aktivitas dan latihan
Kondisi
|
Sebelum MRS
|
Saat dikaji
|
||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Mandi
|
ü
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
ü
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
Mobilisasi
|
ü
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
Pindah
|
ü
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
Ambulasi
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
Naik tangga
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
Ket. 0 = mandiri, 1 = dibantu
sebagian, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat, 4 = Tidak
mampu
5)
Pola
kognitif perceptual
Status mental : Sadar
Bicara : Normal
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Kemampuan membaca : Baik
Kemampuan komunikasi / Interaksi :
Baik
Pendengaran & penglihatan :
Normal
6) Pola istirahat dan tidur
Kondisi
|
Sebelum MRS
|
Saat dikaji
|
Frekuensi
|
2x/hari
|
1x/hari
|
Tidur siang
|
1-2 jam/hari
|
-
|
Tidur malam
|
7-8 jam/hari
|
5-6/hari
|
Keluhan
|
(-)
|
Insomnia
|
7) Pola konsep diri
Peran sebagai ibu dan istri terganggu, pasien
cemas akan keluarganya
8) Pola koping-intoleransi stress
Pasien menggunakan
pola koping yang adaptif yaitu pasien berdoa kepada Tuhan untuk
kesembuhannya.
9) Pola peran-hubungan
Pasien memiliki peran sebagai ibu & istri
di rumah, hubungan antar keluarga dan masyarakat baik
10) Pola seksual-reproduksi
Pasien terakhir menstruasi bulan lalu
11) Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Kr. Protestan, dia selalu berdoa kepada Tuhan Y.M.E
4.
Pemeriksaan Fisik
a. KU : Lemah
Kesadaran
: Compos Mentis
TTV :
TD :110/80 mmHg R : 20x/mnt
N : 88x/mnt S : 37,5°C
b. Sistem Integumen
Pucat
(-), kulit kering, turgor lambat
c. Kepala
Warna
rambut hitam, penyebaran merata, rambut oval & kering
d. Mata
Penglihatan
normal, konjungtiva anenis (+), sklera interik (-)
e. Telinga
Secret
(+), pendengaran baik
f. Hidung
Secret (+), penciuman baik
g. Mulut & Faring
Keadaan mulut baik, bau mulut (-), bibir kering
h. Ekstremitas Atas : Pada tangan basian kiri terpasang IVFD
Ecosol NaCl 0,9 %
Ekstremitas Bawah : Normal
i. Abdomen
Benjolan (-), pembesaran hepar
(-)
5.
Pemeriksaan Penunjang
a. Terapi
obat-obatan
Ranitidin
2 x 1 amp IV
Ceftriaxone
2 x 1gr IV (hari.3)
Metformin
3 x 1 tab
PCT
3 x 500 mg tab
DMP
3 x 100 mg tab
IVFD
NaCl 0,9 Ã 20 gtt/ menit
b. Hasil Pemeriksaan Kimia
Klinik
No.
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
1. Leukosit 16.400 /mm^3 4000-10.000
2. Eritrosit 5,06 10^6/mm^3 4,25-5,40
3. Hemoglobin 14,1 g/dL 12,0-16,0
4. Hematokrit 41,0 % 37,0-47,0
5. Trombosit 348 10^3/mm^3 150-450
Kimia
klinik
6. GDS 164 mg/dL 70-125
7. Natrium Darah 135 meg/dL 135-152
8. Kalium Darah 3,4 meg/dL 3,5-4,5
9. Chlorida Darah 104 meg/dL 98-109
Parasitologi
10. Malaria (-)
c. Hasil
Pemeriksaan Urinalisis
Parameter Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Epitel 10-12 /1 pk 0-1
Silinder - /1pk -
Eritrosit 4-6 /lpb 0-1
Leukosit 10-15 /1pb 1-5
Berat
jenis 1,010 1,010-1030
pH 5 5-8
Leukosit +++ +
Nitirt - -
Protein - -
Glukosa ++ normal
Keton + -
Urobilinogen normal 0,1-1
Bilirubin - normal
Darah/Eri - -
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
DS : Pasien mengatakan tidak ada
nafsu makan karena nyeri pada ulu hati
DO : Tampak meringis dan gelisah
Pola Nutrisi
Selera makan : Tdk baik
Frekuensi : 3x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi makan : Tdk dihabiskan
|
Glikoneogonesis
Gangguan nutrisi < dari
kebutuhan tubuh
|
Gangguan nutrisi < dari
kebutuhan tubuh
|
2.
|
DS : Pasien mengatakan pasien
sering BAK
DO : Pasien tampak lemah
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/hari
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : 37,5°C
|
Poliuria
Dehidrasi
Kekurangan volume cairan
|
Kekurangan volume cairan
|
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
DS : Pasien mengatakan tidak ada
nafsu makan karena nyeri pada ulu hati
DO : Tampak meringis dan gelisah
Pola Nutrisi
Selera makan : Tdk baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi makan : Tdk dihabiskan
|
Kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi
KH :
Pasien dapat
mencerna jumlah kalori
|
1. Kaji pola nutrisi
pasien dan perubahan yang terjadi
R : mengetahui pola nutrisi klien serta
intake makanan
2. Timbang
berat badan
R : Mengidentifikasi intake makanan
3. Kaji
tingkat nyeri, mual-muntah
R : mengidentifikasi penyebab anoreksia
4. Berikan
makanan porsi kecil tapi sering
R : porsi lebih kecil meningkatkan masukan
mkakanan
5. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian diet dan
pola makan pasien (1500 kalori setiap kali makan)
R
: mengurangi faktor penyebab hiperglikemia
|
Tgl. 18 Juni
2013
Jam : 11.30
1. Mengkaji pola
nutrisi pasien
- selera makan : Tidak baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi : Tdk dihabiskan
2. Menimbang
BB
-65 Kg
3. Mengkaji
tingkat nyeri abdomen, mual-muntah
-nyeri (+)
Nyeri
3
Mual-muntah (+)
Jam : 14.00
4. Memberikan
makanan porsi kecil tapi sering
-Pasien
makan 5x/hari. Pada jam 7 dan 10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore, dan jam 7
malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter dlm pemberian
diet dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan
|
S : Pasien
mengatakan tidak ada nafsu makan dan nyeri masih dirasakan
O : Pasien
tampak lemah
A : Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
|
2.
|
Kekurangan
volume cairan tubuh b/d diuresis osmotic
DS : Pasien mengatakan pasien
sering BAK
DO : Pasien tampak lemah
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/mnt
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : 37,5°C
|
Hidrasi
adekuat
KH :
-TTV Stabil
-Haluaran
urine tepat
|
1. Pantau TTV
R : Hipovolemia dapat dimanifestasi oleh
hipotensi
2. Pantau
masukan dan keluaran urine
R : memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairan
3. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat
R : Obat yang menurunkan kadar gula dapat
mengurangi poliuria
|
Tgl 18 Juni 2013
Jam : 13.00
1. Memantau TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : 37,5°C
2. Memantau masukan
dan keluaran urine
Cairan masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab
|
S : Pasien
mengatakan masih sering BAK
O : Pasien
tampak lemah
A : Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tanggal
|
Dx
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Rabu
/ 19 Juni 2013
|
1
|
1. Mengkaji pola nutrisi
pasien
- selera makan : Tdk baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi : Tdk dihabiskan
2.
Menimbang BB
-65
Kg
3. Mengkaji tingkat nyeri
abdomen, mual-muntah
- nyeri berkurang (2)
mual (+), muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi
kecil tapi sering
-Pasien
makan 5x/hari. Pada jam 7 dan 10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore, dan jam 7
malam.
5. Berkolaborasi dengan
dokter dlm pemberian diet dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan
|
S
: Pasien mengatakan tdk ada nafsu makan
tapi nyeri sudah berkurang
O
: Pasien tampak lemah
A
: Masalah belum teratasi
P :
Lanjutkan Intervensi
1, 2, 3, 4, 5
|
2
|
1. Memantau TTV
TD : 110/80 mmHg
N
: 80x/mnt
R
: 20x/mnt
S
: 36,8°C
2. Memantau masukan dan
keluaran urine
Cairan masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab
|
S
: Pasien mengatakan masih sering BAK
O
: Tampak lemah
A
: Masalah belum teratasi
P
: Lanjutkan Intervensi
1, 2, 3,
|
|
Kamis/
20 Juni 2013
|
1
|
1. Mengkaji pola nutrisi
pasien
- selera makan : Baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Nasi, sayur, buah
Porsi : Dihabiskan
2.
Menimbang BB
-65
Kg
3. Mengkaji tingkat nyeri
abdomen, mual-muntah
- nyeri (-)
mual- muntah (-)
4. Memberikan makanan porsi
kecil tapi sering
-Pasien
makan 5x/hari. Pada jam 7 dan 10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore, dan jam 7
malam.
5. Berkolaborasi dengan
dokter dlm pemberian diet dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan
|
S
: Pasien mengatakan pasien sudah makan
seperti biasanya
O
: Pasien tampak tenang
A
: masalah teratasi
P
: -
|
2
|
1. Memantau TTV
TD : 110/70 mmHg
N
: 84x/mnt
R
: 22x/mnt
S
: 36,5°C
2. Memantau masukan dan
keluaran urine
Cairan masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab
|
S
: Pasien mangatakan BAKnya sudah normal
O
: Pasien tampak rileks
A
: masalah teratasi
P
: -
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
DS : Pasien mengatakan tidak ada
nafsu makan karena nyeri pada ulu hati
DO : Tampak meringis dan gelisah
Pola Nutrisi
Selera makan : Tdk baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi makan : Tdk dihabiskan
|
Kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi
KH
:
Pasien
dapat mencerna jumlah kalori
|
1. Kaji pola nutrisi pasien
dan perubahan yang terjadi
R : mengetahui pola nutrisi klien serta
intake makanan
2. Timbang
berat badan
R : Mengidentifikasi intake makanan
3. Kaji
tingkat nyeri, mual-muntah
R : mengidentifikasi penyebab anoreksia
4. Berikan
makanan porsi kecil tapi sering
R : porsi lebih kecil meningkatkan masukan
mkakanan
5.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
diet dan pola makan pasien (1500 kalori setiap kali makan)
R
: mengurangi faktor penyebab hiperglikemia
|
Tgl.
18 Juni 2013
Jam
: 11.30
1. Mengkaji pola nutrisi
pasien
- selera makan : Tidak baik
Frekuensi : 5x/hari
Menu makan : Bubur
Porsi : Tdk dihabiskan
2. Menimbang BB
-65 Kg
3. Mengkaji tingkat nyeri
abdomen, mual-muntah
-nyeri (+)
Nyeri
3
Mual-muntah (+)
Jam : 14.00
4. Memberikan makanan porsi
kecil tapi sering
-Pasien
makan 5x/hari. Pada jam 7 dan 10 pagi, jam 12 siang dan jam 4 sore, dan jam 7
malam.
5. Berkolaborasi dengan dokter dlm pemberian diet
dan pola makan pasien
-1500 kalori setiap kali makan
|
S
: Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan dan nyeri masih dirasakan
O
: Pasien tampak lemah
A
: Masalah belum teratasi
P
: Lanjutkan Intervensi
|
2.
|
Kekurangan
volume cairan tubuh b/d diuresis osmotic
DS : Pasien mengatakan pasien
sering BAK
DO : Pasien tampak lemah
Pola Eliminasi
Frekuensi : 6-8x/mnt
Warna : Kuning
Bau : Khas
TTV
TD : 110/80mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S
: 37,5°C
|
Hidrasi
adekuat
KH
:
-TTV
Stabil
-Haluaran
urine tepat
|
1. Pantau TTV
R : Hipovolemia dapat dimanifestasi oleh
hipotensi
2. Pantau masukan dan
keluaran urine
R : memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairan
3. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
R : Obat yang menurunkan kadar gula dapat
mengurangi poliuria
|
Tgl 18 Juni 2013
Jam : 13.00
1. Memantau TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/mnt
R : 20x/mnt
S : 37,5°C
2. Memantau masukan dan
keluaran urine
Cairan
masuk : 1000-1500ml/hari
BAK : 6-8x/hari
3. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat
- obat metformin 3x1 tab
|
S
: Pasien mengatakan masih sering BAK
O
: Pasien tampak lemah
A
: Masalah belum teratasi
P
: Lanjutkan Intervensi
|