WELCOMETO MY BLOG

Minggu, 26 Mei 2019

Askep Harga Diri Rendah





Keperawatan jiwa
“hdr’’
(harga diri rendah)









BAB I
PENDAHULUAN

·         Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2000).


·         Tujuan Penulisan
1. Mengkaji data yang terkait masalah HDR
2. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikaji
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan

·         Manfaat Penulisan
                                    Memberikan informasi kepada kita tentang terjadinya Harga Diri Rendah.  .
·       Metode Penulisan

a.    Buku - buku
b.    Diskusi
c.    Internet







BAB II
PEMBAHASAN
·      PENGERTIAN
`      Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dann rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
 Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat
n mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
·      PROSES TERJADINYA MASALAH
Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.
·      RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Harga Diri Rendah
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
  1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam.
  2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
    1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
    2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
    3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
1.    Faktor predisposisi
Faktor predisposisi dari gangguan konsep diri : harga diri rendah (Budi Ana keliat, 1992).
a.    Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan faktor konstribusi pada
       gangguan konsep diri.
b.    Anak yang tidak menerima kasih sayang
c.    Individu yang tidak mengerti akan dengan tujuan kehidupan akan gagal menerima
       tangguang jawab untuk diri sendiri
d.    Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergangtung pada orang lain
      dan ideal diri yang tidak realistis.

Faktor predispoisisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurut Stuart dan Sundeen, dalam Keliat, (1998:2). Faktor yang mempengaruhi diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jwab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.

2.    Faktor presipitasi
a.    Pola asuh anak yang tidak tepat atau dituruti, dilarang, dituntut
b.    Kesalahan dan kegagalan berulang kali
c.    Cita-cita yang tidak dapat dicapai
d.    Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri

Ø  Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
  1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
  2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
·      POHON MASALAH
Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core problem
s
Berduka disfungsional


PENGKAJIAN
Subyektif :
1.  Merasa tidak mampu melakukan sesuatu
2.  Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
3.  Pandangan hidup yang pesimis
4.  Penolakan terhadap kemampuan diri
Obyektif :
1.  produktivitas menurun
2.  Tidak memperhatikan perawatan diri
3.  Tidak menatap lawan bicara
4.  Bicara lambat
5.  Nada suara lemah
·         Fase orientasi
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya suster Rika,dari Pusk.Darul Imarah,bagaimana kalau kita berkenalan?Nama Bpk/Ibu siapa?senangnya dipanggil apa?”Bagaimana perasaan Bpk/ibu hari ini?Adakah yang Bpk/Ibu pikirkan?Bagaiman kalau kita bercakap-cakap ttg perasaan/mslh yang Bpk/Ibu hadapi?Mau berapa lama?bagaimana kalau 30 menit?mau duduk dimana?”bagaimana kl di R.tamu?
·         Fase kerja
“ Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah mengalami gempa dan tsunami? Apa harapan Bapak/Ibu setelah mengalami kejadian tersebut? Bagaimana Bapak/Ibu dapat mencapai keinginan/ harapan tersebut dengan adanya tsunami? Adakah harapan atau keinginan Bapak/Ibu yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang Bapak/Ibu rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai?”
“Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai Bapak/Ibu? Menurut Bapak/Ibu apa kelebihan yang dimiliki? Dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang Bapak/Ibu rasakan?”
·         Fase terminasi
“Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar,bagaimana perasaan Bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?Bagaimana kalau minggu depan kita bicarakan ttg kemampuan yang masih Bpk/Ibu miliki?”Berapa lama?Dimana?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Tujuan untuk Pasien:
 Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki
 Dapat menilai kemampuan yg dpt digunakan
 Dapat memilih kegiatan sesuai kemampuan
 Dapat melatih kegiatan yg dipilih
 Dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
TINDAKAN KEPERAWATAN
Ø  Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Ø   Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat digunakan.
Ø   Membantu pasien memilih/menetapkann kemampuan/kegiatan yang sesuai kemampuan.
Ø  Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih.
Ø   Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.
Ø   Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasien sesuai rencana/jadual kegiatan.

1)      Mengidentifikasi aspek positif:
 Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan pasien yang masih dimiliki.
 Beri pujian yg realistis
Orientasi:
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?,Bpk/Ibu terlihat segar!“.
“Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu lakukan?”ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu?
“Dimana kita duduk?“bagaimana kalau di ruang tamu?
“Berapa lama? ”Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja:
“Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?Saya buat daftarnya ya?
“Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?Menyapu?Mencuci piring………….dst”
“Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki.”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap
Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan.
“Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan”
“Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam 10,sampai jumpa ya”.
2)      Membantu menilai kemampuan angg dpt digunakan
 Diskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat ini
 Bantu pasien menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien
 Respons kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?, Saya sangat
n senang melihat pagi ini bapak/ibu sudah terlihat lebih segar dan rapi.
 “Bagaimana,apakah ada lagi kemampuan Bapak/ibu yang belum kita bicarakan?
n
“Bagus sekali,jadi sudah ada 7 ya!
n
“Baiklah kita akan menilai kegiatan yang masih bisa bpk/ibu lakukan.
n
“Mau duduk dimana?,berapa lama?
n
Kerja :           
“Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah?
“Coba kita lihat,yang pertama bisakah?,yang kedua………sampai 7
“Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah.
“Menurut bpk/ibu adakah bantuan yang diperlukan?Iya bagus sekali.
Terminasi :
“bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan
“Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih
“Bagaimana kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan melatihnya,mau jam berapa?dimana?
3)      Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dg kemampuan
Tindakan keperawatan :
Ø  Mendiskusikan dengan pasien kegiatan yg dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
Ø  Bantu pasien menetapkan kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien)
Ø  Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien
Susun bersama pasien daftar kegiatan sehari-hari pasien
Berikut ini contoh percakapan perawat – pasien dalam membantu pasien menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
Orientasi:
“Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini ?,Wah,nampak segar ya ?”masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama?
Kerja :
“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang lalu.”coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di rumah.”yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah saat ini belum bisa dilakukan,Baik
Terminasi :
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?dimana?
4).  Melatih kegiatan pasien yg sudah dipilih
Mendiskusikan dan tetapkan urutan kegiatan yg akan dilatih
Memperagakan kegiatan yg akan dilakukan pasien.
Beri dukungan dan pujian yang realistik
5). Membantu pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun
      rencana kegiatan
Ø  Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih
Ø  Beri pujian atas aktifitas/kegiatann yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
Ø  Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransi dann perubahan setiap aktifitas yang telah dilakukan pasien
Ø  Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
Ø  Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
Ø  Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukannya
Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan :
Orientasi:
“Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya?
“Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik.”nah sekarang kita pasang lagi spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..!
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan beri tanda ya.”nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa…
TINDAKAN KEPERAWATAN U/ KELUARGA
Tujuan :
Dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki
Memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
Memotivasi pasien u/ melakukan kegiatan sesuai yang sudah dilatihkan
Menilai kemampuan perkembangan perubahan kemampuan pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN
Ø  Membimbing keluarga menilai kemampuan positif yang dimiliki pasien
Ø  Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam memperlihatkan kemampuan yang dimiliki
Ø  Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan / melanjutkan latihan yang telah dilakukan pasien – perawat sebelumnya
Ø  Mendiskusikan dgnn keluarga sikap-sikap positif yang perlu ditampilkan keluarga
Ø  Mengajarkan keluarga bagaimana menilai perkembangan/perubahan perilaku pasien
EVALUASI
Pasien :
Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya
Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya
Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya
Keluarga :
Keluarga mendukung aktivitas pasien
Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien
Contoh percakapan perawat-keluarga agar keluarga menjadi pendukung terhadap aktifitas yang dapat dilakukan pasien
“Assalamualaikum !, bagaimana keadaan bpk/ibu disini?, bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak bpk/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih?Adakah waktu Bpk/ibu,kira-kira 30 menit?kita ngobrol disini aja ya?
“ Anak bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mandi.Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.Saya telah katakan bahwa bpk/ibu akan mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tsb sesuai jadual.Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya.dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual kegiatannya “
” Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan lain.Nanti kita lakukan bersama-sama.Sampai jumpa….








BAB III
PENUTUP



·         KESIMPULAN

Salah satu kunci keberhasilan hidup kita adalah bagaimana kita dapat mengembangkan konsep diri  positif. Konsep diri  positif ini seperti sebuah sistem operasi yang mempengaruhi mental dan kemampuan berpikir  positif  seseorang. Konsep diri positif  ini dapat masuk kedalam pikiran seseorang dan mempunyai bobot  pengaruh yang besar  terhadap kemampuan menerima dan mempersepsikan setiap pesan yang datang. Semakin positif konsep diri seseorang, maka akan semakin mudah menangkap dan mempersepsikan setiap  pesan yang datang menjadi sebuah pesan yang positif. Demikian pula sebaliknya. Konsep diri  positif memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang. Karena konsep diri positif dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang menjadipositif dalam kehidupannya.
Hasilnya adalah karakter pribadi positif yang menjadi modal bagi kesuksesan hidup.

·         SARAN

Asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah harus dapat dilakukan dengan tepat karena kita tahu bahwa manusia utuh dan unik yang terdiri dari aspek  bio, psiko, sosial, dan spritual. Sebagai manusia yang utuh dan unik secara psikologis harus juga dapa terpenuhi agar dapat berkomunikasi dengan lingkungan dengan baik serta pada diri sendiri yang paling utama. Selain itu sebagai perawat mempunyai kewajiban untuk  membantu individu meraih kesehatan optimal baik dengan mencegah penyakit maupun peningkatan kesehatan. Oleh
karena itu,disarankan pada para pembaca yang khususnya adalah perawat agar tetap
memperhatikan klien sebagai individu yang unik dan utuh.










DAFTAR PUSTAKA

·         Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
·         Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
·         Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
·         Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
·         Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
·         Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar