A. ANATOMI FISIOLOGI KULIT
1. KULIT
Kulit merupakan sistem tubuh yang paling luas
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada
bagian luar, menutupi dan melindungi permukaan tubuh.
Pada permukaan kulit bermuara kelenjar dan kelenjar
mukosa
Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
Luas : 1,50 – 1,75 m.
Tebal rata – rata : 1,22mm.
Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan
dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.
LAPISAN KULIT
KULIT
TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN:
1. EPIDERMIS
Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum
1. EPIDERMIS
Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum
terdiri
dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
Tersusun
sebagai tiang pagar atau palisade.
Lapisan
terbawah dari epidermis.
Terdapat
melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit
dari sinar matahari.
b. lap. Malpighi/ stratum spinosum.
Lapisan
epidermis yang paling tebal.
Terdiri
dari sel polygonal
Sel
– sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c. lap. Granular / s. granulosum.
1. Terdiri
dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik.
d. lapsan tanduk / korneum.
1. Terdiri dari 20 – 25 lapis
sel tanduk tanpa inti.
Setiap kulit
yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang
membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
1. Mengusir
mikroorganisme patogen.
2. Mencegah
kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam
yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
2. Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2. DERMIS.( korium)
Merupakan lapisan dibawah epidermis.
Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak
p. darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.
3. JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.
·
Lapisan
terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
·
Merupakan
jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti
otot dan tulang.
·
Sebagai
mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
·
Sebagai
bantalan terhadap trauma.
·
Tempat
penumpukan energi
·
KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT
KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT
1. Kelenjar Sebasea
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut.
Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. K.Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
PELENGKAP KULIT
1. RAMBUT
·
LANUGO
rambut halus tak berpigmen terdppt pada bayi.
·
RAMBUT
TERMINAL padao rang dewasa banyak mengandung pigmen, kasar. Terdpt
di kepala, bulu mata, alis, kumis, pubis, janggut dan pertumbuhanya dipengaruhi
oleh hormon androgen ( hormon seks).
·
VELUS rambut
halus di dahi dan badan lain.
·
Rambut
tumbuh dari folikel rambut didalam epidermis.
·
Folikel
rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas
·
Dasarnya
terdapat papil tempat rambut tumbuh
·
Akar rambut
berada dlm folikel pada ujung paling dalam
·
Bagian
sebelah luar disebut batang rambut
·
Pada folikel
rambut terdapat otot polos kecil sbg penegak rambut
2. KUKU
·
Kuku adalah
sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah tertanamdalam
palung kuku menurut garis lekukan pada kulit.
·
Palung kuku
mendapat persarafan dan pembuluh darah yg banyak
·
Bagian kuku:
ujung kuku atas ujung batas, badan kuku yg mrpkan bagian yang besar, akar kuku/
radik.
·
3. KELENJAR
KULIT
·
Kelenjar
kulit mempunyai lobulus yang
bergulung-gulung dengan saluran keluar lurus merupakan jalan untuk mengeluarkan
berbagai zat dari badan (Kelenjar keringat).
FUNGSI KULIT
·
Melindungi
tubuh terhadap luka, mekanis, kimia dan termis karena epitelnya dengan bantuan
sekret kelenjar memberikan perlindungan terhadap kulit.
·
Perlindungan
terhadap mikro organisme patogen
·
Mempertahankan
suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah
·
Mengatur
keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar.
·
Alat indera
melalui persarafan sensorik dan tekanan temperatur dan nyeri.
·
Sbg alat
rangsangan rasa yg datang dr luar yg dibawa oleh saraf sensorik dan motorik keotak.
B. KONSEP DASAR URTIKARIA
1.
Pengertian
Urtikaria adalah reaksi dari
pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul
(bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria
dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria akut
umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan mungkin muncul
di bagian kulit lain. Satu episode akut umumnya berlangsung 24-48 jam.
Pengertian Urtikaria adalah lesi di kulit yang
ditandai khas dengan urtika. Pengertian urtikaria yang lain adalah reaksi
vaskular dari dermis yang ditandai dengan gambaran sementara dengan bercak atau
bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada kulit disekitarnya dan
seringkali ditandai dengan gatal yang sangat hebat. Urtikaria sering dikenal
oleh orang awam dengan biduran
Sebenarnya
macam dari urtikaria ini sendiri sangat banyak, misalnya :
·
urtikaria
karena tekanan
·
urtikaria
karena dingin (udara)
·
urtikaria
cahaya
·
urtikaria
kontak (biasanya karena eksposure pekerjaan)
·
urtikaria
idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
·
urtikaria
kolinergik (karena gigitan serangga)
2. Etiologi
Berdasarkan kasus-kasus yang ada,
paling banak urtikaria di sebabkan oleh alergi, baik alergi makanan, obat-obatan,
dll.
·
Jenis makanan yang dapat menyebabakan alergi misalnya: telur, ikan, kerang,
coklat, jenis kacang tertentu, tomat, tepung, terigu, daging sapi, udang, dll.
·
Jenis obat-obatan yang menimbulkan alergi biasanya penisilin, aspirin,
bronide, serum, vaksin, dan opium.
·
bahan-bahan protein yang masuk
melalui hidung seperti serbuk kembang, jamur, debu dari bulu burung, debu rumah
dan ketombe binatang.
·
Pengaruh cuaca yang terlalu
dingin atau panas,sinar matahari,tekanan atau air.
·
Faktor psikologis pasien misalnya
: Krisis emosi
3. Patofisiologi
Patofisiologi dari urtikaria ini
sendiri mirip dengan reaksi hipersensifitas.
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumbnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE berikatan dengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel mast sebelumbnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang
akan terjadi dapat meliputi merah, gatal dan sedikit ada benjolan pada
permukaan kulit, yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu, pada dasarnya sel mast
ini sendiri terletak didekat saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan
bengkak yang terjadi karena histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang
pembuluh darah yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas.
Gatal yang terjadi juga diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.
4. Tanda dan
Gejala
1. Timbulnya bintik-bintik merah atau lebih pucat pada kulit. Bintik-bintik
merah ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan.
2. Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang >panas pada sekitar
benjolan tersebut.
3. Terjadi angioderma,
dimana edema luas ke dalam jaringan subkutan, terutama di sekitar mata, bibir
dan di dalam orofaring.
4. Adanya
pembengkakan dapat menghawatirkan, kadang-kadang bisa menutupi mata secara
keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan.
5. Test Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk
menyingkirkan diagnosis banding nya adalah :
·
Ig E test
·
ANA test
·
Skin test
·
Pemeriksaan
darah, urin, feses rutin
·
Pemeriksaan Histopatologik
·
Tes
eleminasi makanan
·
Tes
Provokasi
·
Tes Alergi
6. Komplikasi
·
Urtikaria
dan angiodema dapat menyebabkan rasa gatal yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Urtikaria kronik juga menyebabkan stres psikologis dan sebaliknya sehingga
mempengaruhi kualitas hidup penderita seperti pada penderita penyakit jantung.
·
Lesi-lesi
urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebat
bisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder.
Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien
dengan keadaan penyakit yang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup.
7. Klasifikasi
1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlansung
selama beberapa jam atau beberapa hari. yang sering terjadi penyebabnya adalah:
1)
adanya kontak dengan tumbuhan (
misalnya jelatang ), bulu binatang/makanan.
2)
akibat pencernaan makanan,
terutama kacang-kacangan, kerangan-kerangan dan strouberi.
3)
akibat memakan obat misalnya
aspirin dan penisilin.
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa
minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. pada bentuk urtikaria ini jarang
didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit
berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadang-kadang disertai
pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang
sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupa urtikaria popular yaitu
urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarna kemerahan.
Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dapat dibedakan menjadi:
1)
heat rash yaitu urtikaria yang
disebabkan panas
2)
urtikaria idiopatik yaitu
urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit dideteksi
3)
cold urtikaria adalah urtikaria
yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
4)
pressure urtikaria yaitu
urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan
5)
contak urtikaria yaitu urtikaria
yang disebabkan oleh alergi
6)
aquagenic urtikaria yaitu
urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air
7)
solar urtikaria yaitu urtikaria
yang disebabkan sengatan sinar matahari
8)
vaskulitik urtikaria
9)
cholirgening urtikaria yaitu
urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan stress
8. Epidemologi
Urtikaria sering dijumpai pada semua
umur, orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibanding orang muda. Umur
rata-rata penderita urtikaria adalah 35 tahun, dan jarang dijumpai pada umur
kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun. Beberapa referensi mengatakan
urtikaria lebih sering mengenai wanita dibanding laki-laki yaitu 4:1, namun
perbandingan ini bervariasi pada urtikaria yang lain.
9. Prognosis
Urtikaria akut
prognosisnya lebih baik karena penyebabnya cepat dapat diatasi. Kebanyakan
kasus dapat disembuhkan dalam 1-4 hari. Urtikaria kronik lebih sulit diatasi
karena penyebabnya sulit dicari. Hal ini juga tergantung dari penyebab dari
urtikaria itu sendiri.
10. Pencegahan
Hindari
Penyebab
Tindakan penghindaran akan berhasil
bila penyebab/pencetus terjadinya alergi diketahui. Salah satu cara untuk
mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit (tes alergi).
Sayangnya, penderita terkadang alergi terhadap banyak hal, dan ini tentu
sungguh membutuhkan ketelatenan penderita untuk mengidentifikasinya.
Penyebab alergi yang perlu Anda waspadai:
[+] Makanan. Meliputi susu sapi, telur ayam, daging
ayam, ikan (terutama ikan laut), udang (ebi), kepiting dan kacang-kacangan
(kacang tanah, kacang mede). Sebagai sumber protein pengganti, dianjurkan untuk
mengkonsumsi susu kedelai. Susu kedelai mengandung protein yang tidak
menimbulkan alergi. Kadar asam amino lisinnya tinggi sehingga dapat digunakan
untuk meningkatkan nilai gizi protein pada nasi yang umumnya rendah kadar
lisinnya. Secara umum susu kedelai juga mengandung vitamin B1, B2 dan niasin
dalam jumlah yang setara dengan susu sapi.
[+] Obat-obatan tertentu. Biasanya dari golongan
pereda nyeri (aspirin, antalgin) dan antibiotik (amoksisillin, kotrimoksazol).
[+] Cuaca. Terutama yang terlalu dingin atau panas.
Urtikaria yang disebabkan oleh cuaca dingin biasanya menyerang orang dewasa
muda dan dapat timbul jika udara menjadi semakin dingin. Untuk itu, bila cuaca
dingin, usahakan aktivitas dilakukan di dalam ruangan. Gunakan masker/penutup
hidung untuk mengurangi suhu dingin.
[+] Debu dan polusi. Bersihkan rumah dari debu secara
rutin, terutama kamar tidur dan tempat tidur. Batasi pemakaian karpet di dalam
rumah.
[+] Tekanan dan goresan. Urtikaria yang disebabkan
oleh tekanan biasanya terjadi pada mereka yang menderita dermografisme yang
berupa goresan pada kulit. Tekanan akibat goresan ini juga dapat memicu
urtikaria.
[+] Stres. Hindari keadaan yang dapat membuat stres
secara emosional, karena urtikaria juga dapat dipicu oleh faktor psikologis
pasien.
Olahraga Teratur
Penyakit
alergi berkaitan erat dengan daya tahan tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah,
mudah sekali muncul gejala-gejalanya. Olahraga yang dianjurkan misalnya
berjalan kaki, berenang, bersepeda, berlari dan senam.
11. Penatalaksanaan
Sebenarnya pada
beberapa kasus urtikaria yang sifatnya akut tidak perlu adanya pengobatan
secara intensif karena urtikaria pada tahap ini gejalanya tidak berlansung lama
dan bisa sembuh sendiri.
Tetapi pada
urtikaria kronik bisa di lakukan pengobatan dengan menggunakan anthihistamin.
Obat ini merupakan pilihan utama adalah penanganan urtikaria.
ada beberapa tindakan yang harus di
lakukan dalam penangnan urtikaria adalah :
·
mencari dan menghindari bahan
atau keadaan yang menyebabkan urtikaria
·
untuk menghilangkan rasa gatal
dapat di oleskan sedikit tepung soda bakar yang sudah di campur dengan air atau
1/10 larutan menthol dalam alkohol
C. ASUHAN KEPERAWATAN
I.PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian pada klien cystitis menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
1.pengumpulan data
I. Biodata
• Identitas klien : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggal
MRS,tanggal pengkajian,diagnostic medic.
• Identitas penanggung : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,hubung
An dengan klien.
II. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan.
• Riwayat kesehatan sekarang
Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien (biasanya wanita tua) mungkin melaporkan penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri beberapa lama ,letak nyeri,dll.
• Riwayat kesehatan masa lalu
Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-obatan,dsb.
Misalnya pada kasus cystitis yang perlu dikaji yaitu : riwayat menderita infeksi saluran kemih sebelumnya,riwayat pernah menderita batu ginjal ,riwayat penyakit DM, dan jantung.
• Riwayat kesehata keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram klien.
III. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan
umum
• Keadaan fisik : sedang,ringan,berat
• Tanda-tanda vital : tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan
• Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent
2) Kulit
• Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
• Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada mas
sa / benjolan atau apakah ada odema.
3) Kepala
• Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apa
Kah kebersihan kulit terjaga.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan
4) Wajah
• Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
5) Mata
• Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau tid
ak ,apakah palpebra oedema atau tidak.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
6) Hidung
• Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
7) Telinga
• Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan
8) Mulut
• Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan
9) Leher
• Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
• Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
10) ketiak
• Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
• Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening
11) Dada dan pernapasan
• Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
• Perkusi : apakah suara paru soror,redup,pekak,atau tympani
• Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau broncovesikuler,apakah ada sua
ra tambahan,misalnya : roles,ronchi.
12) Jantung
• Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis pada ve
ntrikel kiri ICS 5 linea clavikularis kiri
• Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/ kekuat
an getar dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satu
menit penuh.
• Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung
• Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung
13) Abdomen
• Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah permukaan abdomen dat
ar ,pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan
• Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
• Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristltik ususnya
normal atau tidak.
14) Genetalia dan anus
• Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak
• Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
15) Ekstermitas
a. Ekstermitas atas
• Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.
b. Ekstermitas bawah
• Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.
• Keadaan fisik : sedang,ringan,berat
• Tanda-tanda vital : tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan
• Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent
2) Kulit
• Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
• Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada mas
sa / benjolan atau apakah ada odema.
3) Kepala
• Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apa
Kah kebersihan kulit terjaga.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan
4) Wajah
• Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
5) Mata
• Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau tid
ak ,apakah palpebra oedema atau tidak.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
6) Hidung
• Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
7) Telinga
• Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan
8) Mulut
• Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan
9) Leher
• Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
• Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
10) ketiak
• Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
• Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening
11) Dada dan pernapasan
• Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
• Perkusi : apakah suara paru soror,redup,pekak,atau tympani
• Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau broncovesikuler,apakah ada sua
ra tambahan,misalnya : roles,ronchi.
12) Jantung
• Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis pada ve
ntrikel kiri ICS 5 linea clavikularis kiri
• Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/ kekuat
an getar dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satu
menit penuh.
• Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung
• Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung
13) Abdomen
• Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah permukaan abdomen dat
ar ,pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan
• Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
• Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristltik ususnya
normal atau tidak.
14) Genetalia dan anus
• Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak
• Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
15) Ekstermitas
a. Ekstermitas atas
• Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.
b. Ekstermitas bawah
• Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.
IV. Pola kebiasaan sehari-hari
Menurut GORDON ada 11 pola kegiatan sehari-hari yang meliputi : kebutuhan nutrisi,kebutuhan cairan,kebutuhan eliminasi,istirahat,personal hygiene,persepsi kognitif,persepsi dan konsep diri,aktivitas dan latihan,kebutuhan seksual,mekanisme koping,kepercayan / keyakinan.adapun data dasar pengkajian pada pasien dengan urtikaria adalah :
- Aktivitas atau istirahat
o Gejala : malaise,perubahan pola tidur
- Sirkulasi
o Tanda : TD normal/sedikit dari jangkauan normal (selama curah jantung
Tetap meningkat) kulit hangat kering,bercahaya,pucat,lembab.
- Eliminasi
o Gejala : -
- Makanan atau cairan
o Gejala :Jarang ditemukan pada pasien anoreksia
o Tanda :Jarang ditemukan pasien dengan keadaan penurunan BB. Penurunan lemak subkutan/massa otot (malnutrisi). Pengeluaran haluaran konsentrasi urine. Perkembangan kearah oliguri, auria.
- Neurosensori
o Gejala :Sakit kepala, pusing, pinsang
o Tanda :Gelisah, ketakutan
- Nyeri/ ketidaknyamanan
o Gejala :Kejang obdominal, lokalisasi rasa sakit, pruritas umum (urtikaria).
- Pernafasan
o Tanda :Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, suhu: umumnya meningkat (37,95 C atau lebih), tetapi kadang subnormal.
- Seksualitas
o Gejala :Pruritas perineal
o Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.
- Penyuluhan / pembelajaran
o Gejala :Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnya: hati, ginjal, DM, kecanduan alcohol, penggunaan anti biotic (baru saja atau jangka panjang).
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan citra diri tubuh berhubungan dngan angioedema
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan gatal
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya
4. Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan
III. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan angiodema
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan angiodema
Tujuan :Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan citra tubuh
Intervensi :
1. Kaji makna perubahan pada pasien
Rasional :Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada perubahan actual/yang dirasakan.ini memerlukan dukungan perbaikan optimal
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan.Pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan
Rasional :Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dengan perawat.
3. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitas
Rasional :Mempertahankan/membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Rasional :meringankan beban psikologis klien.
5. HE kepada keluarga pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu pasien.
Rasional :Keluarga dapat meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan gatal.
Tujuan :Pasien menunjukkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan tidur klien sebelum dan selama sakit
Rasional :Untuk mengetahui kebiasaan tidur klien serta gangguan yang dirasakan, dan membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang nyaman.
Rasional :Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menstimulasi untuk tidur
3 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional :Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman sehingga mempermudah klien tidur.
4 .Anjurkan pasien untuk mengkomsumsi makanan/minuman tinggi protein sebelum tidur.
Rasional :Pencernaan protein menghasilkan triptopan yang mempunyai efek sedative
5. Menghindari minuman yang mengandung kafein,pada malam hari.
Rasional :Memudahkan pasien untuk dapat tidur.
3. Anxietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
Tujuan :Pasien akan menunjukkan kecemasan berkurang/ teratasi dengan criteria:
a.Pasien dapat menerima keadaanya
b.Ekspresi wajah rileks
c.Pasien tampak tenang
Intervensi :
1. Observasi tingkat kecemasan pasien.
Rasional :mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan pasien dan pemahaman pasien mengenai penyakitnya.
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya
Rasional :Mengurangi beban perasaan pasien.
3. Bina hubungan yang baik antara perawat dengan klien.
Rasional :Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien.
4. Beri doronga spiritual.
Rasional :Membantu pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menerima keadaanya denga ikhlas.
5. HE
tentang penyakit yang diderita pasien.
Rasional :Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.
Rasional :Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.
4 . Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.
Tujuan :Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.
Intervensi :
1. Kaji dan catat keadaan dan warna kulit
Rasional :Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan derajat kerusakan kulit.
2. Pijat kulit dengan lembut.
Rasional :Memperbaiki sirkulasi darah
3. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk.
Rasional :Menghindari kerusakan kulit
4. Kompres atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloit Aveeno oatmeal.
Rasional :Dapat mengurangi gatal yang timbul.
IV. Implementasi
Implementasi merupakan
tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri
dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi
adalah tindakan keperawatan yang didasarakan oleh hasil keputusan bersama
dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
V. Evaluasi
Merupakan hasil
perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
PROSES KEPERAWATAN RUANG ISOLASI
1. Pengertian
Imunitas atau kekebalan adalah
sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap
pengaruh biologis luar
dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.
Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas,
organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing
parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka
dari sel organisme
yang sehat dan jaringan agar
tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi
patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.
Untuk
selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang
menetralisir patogen. Bahkan
organisme uniselular sepertibakteri dimusnahkan
oleh sistem enzim yang
melindungi terhadap infeksi virus. Mekanisme imun lainnya yang
berevolusi pada eukariotakuno dan
tetap pada keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga.
Mekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen. Mekanisme
yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan adanya
evolusi vertebrata. Imunitas
vertebrata seperti manusia berisi
banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan
jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian
dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk
mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan
membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan dengan
patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi.
2. Tujuan Perawatan Ruang Isolasi
1. TUJUAN UMUM
Sebagai
pedoman bagi petugas medis, paramedis dan non-medis dalam penanganan dan
deteksi dini ,dimana pada pelaksanaannya dilakukan seminimal mungkin kontak
dengan penderita, baik jumlah tenaga medis maupun lamanya waktu kontak.
2. TUJUAN KHUSUS
• Memberikan petunjuk pemeriksaan
penderita.
• Memberikan petunjuk alur
penerimaan penderita
• Memberikan petunjuk pemeriksaan
dan pemberian terapi di ruang perawatan isolasi,
3. Indikasi
Perawatan Ruang Isolasi
Ø Pasien yang
akan dilakukan kemoterapi agresif
Ø Pasien yang
akan dilakukan transplantasi sumsum tulang
Ø Pasien yang
mempunyai ANC < 500 sel/µL
4. Alat
Bahan
Ø Bak cuci
tangan dengan keran
Ø Sabun atau
desinfektan
Ø handuk
Ø Baju skort
Ø masker
Ø penutup
kepala
Ø handscoon
steril
Ø Sepatu boot
5. Prosedur
1.
Cuci tangan mengunakan 7 langkah, keringkan
menggunakan handuk .
2.
Menggunakan sepatu boot
3.
Kemudian memakai baju skort
-
Kenakan
skort pelindung dengan memasukkan kedua lengan ke dalam lengan baju
-
Selipkan
jari-jari dibawah tali dalam tali leher baju dan tarik tali-tali tersebut
kebelakang.
Ikat tali leher tersebut dengan simpul yang sederhana,atau ikatan ketat
velkro
-
Raihlah
bagian belakang dan tarik sisi skort sehingga seragam tertutup seluruhnya.
Ikat tali pinggang dengan simpul sederhana, atau
ikatan ketat velkro
-
CATATAN :
jam tangan dapat dibawa untuk keunit isolasi dan tetap berada didalam
handuk kertas sehingga dapat terus terlihat tanpa
harus disentuh.
4.
Memakai penutup kepala lalu memakai masker.
Menggunakan
handscoon steril
-
Buka
pembungkus kemasan bagian luar dengan hati hati menyibakkannya kesamping
-
Pegang
kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang bersih tepat diatas
ketinggian pergelangan tangan
-
Buka kemasan,
pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam pembungkus
-
Bila sarung
tangan belum dibedaki, ambil sebungkus bedak dan tuangkan dsedikit pada tangan
diatas bak cuci atau keranjang sampah
-
Identifikasi
sarumg tamgan kanan da kiri. Kenakan sarung tangan pada tangan dominan terlebih
dahulu.
-
Dengan ibu
jari dan dua jari lainnya dari tangan yang dominan anda, pegang tepi manset
sarung tangan untuk tangan dominan sentuh hanya pada permukaan dalam sarung
tangan.
-
Dengan hati
hati tarik sarung tangan pada tangan dominan, lebarkan manset dan pastikan
bahwa manset tidak menggulung. Pastikan juga pada ibu jari dan jari jari pada
posisi yang tepat.
-
Dengan
tangan dominan anda yang telah menggunakan sarung tangan masukkan jari anda
dibawah manset sarung tangan kedua
-
Dengan hati
hati tarik sarung tangan kedua pada tangan non dominan anda. Jangan biarkan
jari jari dan ibu jari sarung tangan dominan menyentuh bagian tangan non
dominan anda yang terbuka.
-
Jika sudah
terpasang cakupkan kedua tangan anda.
Perawat siap masuk kedalam ruang isolasi.
HEALTH EDUCATION
HIV/AIDS
AIDS singkatan acquired
immune deficiency syndrome dan adalah tahap akhir infeksi yang disebabkan oleh
virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus atau HIV. Virus ini menyebabkan
kerusakan yang parah terhadap sistem kekebalan tubuh.
A retrovirus, Human Immunodeficiency Virus (HIV)
diidentifikasikan pada tahun 1983 sebagai patogen yang bertanggung jawab untuk
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). AIDS ditandai oleh perubahan dalam
populasi sel T limfosit yang memainkan peran kunci dalam sistem kekebalan
pertahanan. Di dalam individu yang terinfeksi, virus menyebabkan menipisnya
T-sel, disebut "sel T pembantu", yang meninggalkan pasien ini rentan
terhadap infeksi oportunistik, dan keganasan tertentu. Kredit: CDC / C.
Goldsmith, P. Feorino, E. L. Palmer, W. R. McManus
Berapa banyak orang yang mempengaruhi HIV/AIDS?
AIDS adalah keenam penyebab utama kematian di antara
orang-orang yang berusia 25-44 di Amerika Serikat. Ini adalah sebuah perbaikan
karena itu adalah pembunuh nomor satu pada tahun 1995.
Pada akhir 2010, sekitar 91,500 orang di Inggris
yang hidup dengan HIV. Dari jumlah tersebut, sekitar 1 dalam 4 (22.000 total)
tidak tahu mereka terinfeksi.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa
sekitar 34 juta orang di dunia yang hidup dengan HIV. Virus ini tersebar luas
terutama di sub-Sahara Afrika, seperti Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Mozambik.
Penyebab AIDS
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus menyerang
sistem kekebalan tubuh yang meninggalkan individu yang rentan terhadap
mengancam kehidupan infeksi dan kanker. Umum bakteri, jamur, parasit dan virus
yang biasanya tidak menimbulkan penyakit serius pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang sehat dapat mengubah mematikan untuk pasien AIDS.
Bagaimana penularan HIV
HIV dapat ditemukan di semua cairan tubuh yang
termasuk air liur, Jaringan sistem saraf dan cairan tulang belakang, darah, air
mani, cairan pre-seminal, yang merupakan cairan yang keluar sebelum ejakulasi,
sekresi vagina, air mata dan air susu ibu. Hanya darah, air mani, dan payudara
susu telah ditunjukkan untuk mengirimkan infeksi kepada orang lain.
Virus ini ditularkan melalui kontak seksual termasuk
seks oral, vagina dan anus yang tidak aman dan melalui transfusi darah yang
terkontaminasi yang mengandung HIV.
Lain modus penularan adalah jarum suntik atau
suntikan dengan HIV terinfeksi individu.
Wanita hamil dapat menularkan virus ke nya bayi yang
belum lahir melalui sirkulasi darah bersama mereka, atau ibu menyusui dapat
menularkan kepada bayinya dalam ASI nya.
Infeksi HIV tidak menyebar oleh kontak biasa,
nyamuk, menyentuh atau memeluk.
Siapa yang beresiko?
Yang risiko tertinggi termasuk pengguna narkoba
suntikan yang berbagi jarum, bayi yang lahir dari ibu dengan HIV (terutama jika
ibu tidak menerima terapi anti-HIV selama kehamilan), mereka terlibat dalam
seks atau anal yang tidak aman dengan individu positif HIV, dan mereka yang
menerima transfusi darah atau pembekuan produk antara 1977 dan 1985 (sebelum
pemeriksaan HIV menjadi praktek standar).
Gejala HIV/AIDS
Infeksi HIV dapat menyebabkan gejala tidak selama
satu dekade atau lebih. Pada tahap ini, operator dapat mengirimkan infeksi
kepada orang lain tanpa sadar. Jika infeksi tidak dideteksi dan ditangani,
sistem kekebalan tubuh secara bertahap melemah dan AIDS berkembang.
Akut infeksi HIV memakan waktu beberapa minggu untuk
bulan untuk menjadi bebas-gejala infeksi HIV. Kemudian menjadi gejala awal
infeksi HIV dan kemudian berlangsung ke AIDS.
Bagaimana kemajuan penyakit ditandai?
Maju infeksi HIV dengan darah menunjukkan lebih
tinggi beban virus dan tetes jumlah sel T CD4 di bawah 200 sel/mm3. Sel-sel CD4
adalah jenis sel T. Sel T adalah sel-sel sistem kekebalan tubuh. Mereka juga
disebut "sel pembantu."
Ada sekelompok kecil pasien yang mengembangkan AIDS
sangat lambat, atau tidak sama sekali. Pasien ini disebut nonprogressors, dan
banyak tampaknya memiliki perbedaan genetik yang mencegah virus secara
signifikan merusak sistem kekebalan tubuh mereka.
Infeksi oportunistik
Ini adalah infeksi yang biasanya tidak mempengaruhi
individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat tapi pasien AIDS rentan
terhadap infeksi. Ini termasuk infeksi virus seperti:
virus herpes simpleks
infeksi herpes zoster
kanker seperti Sarkoma Kaposi, non-Hodgkin limfoma
infeksi jamur seperti kandidiasis
infeksi bakteri seperti tuberkulosis
Infeksi lain termasuk angiomatosis Bacillary,
Candida esofagitis, Pneumocystic mengalami radang paru-paru, AIDS demensia,
Cryptosporidium diare, cryptococcal meningigits dan Toxoplasma ensefalitis.
Perawatan bantu
Ada tidak ada obat untuk AIDS setelah berkembang.
Ada agen yang tersedia yang dapat membantu menjaga gejala di Teluk dan
meningkatkan kualitas dan panjang hidup bagi mereka yang telah mengembangkan
gejala.
Narkoba terhadap HIV termasuk terapi antiretrovirus.
Ini mencegah replikasi virus HIV dalam tubuh. Kombinasi dari beberapa obat
antiretrovirus, disebut terapi antiretrovirus sangat aktif (HAART), telah
sangat efektif dalam mengurangi jumlah partikel HIV di dalam aliran darah.
Mencegah replikasi virus dapat meningkatkan jumlah sel T atau jumlah sel CD4
dan membantu sistem kekebalan tubuh sembuh dari infeksi HIV.
Obat-obatan juga diresepkan untuk mencegah infeksi
oportunistik jika jumlah CD4 rendah.
Hasil dari HIV
AIDS ini hampir selalu berakibat fatal tanpa pengobatan.
HAART namun telah secara dramatis meningkat jumlah waktu orang-orang dengan HIV
tetap hidup.
Pencegahan HIV
Seks aman ukuran dengan penggunaan kondom,
menghindari penggunaan obat-obatan terlarang atau bersama jarum atau jarum
suntik, menghindari kontak dengan darah dan cairan dengan memakai pakaian
pelindung, masker, dan kacamata dll membantu mencegah penularan.
HIV-positif wanita yang ingin menjadi hamil mungkin
membutuhkan terapi sementara mereka hamil untuk mencegah penularan kepada
bayinya. Dinas Kesehatan Umum merekomendasikan bahwa wanita yang terinfeksi HIV
di Amerika Serikat menghindari menyusui untuk mencegah transmisi HIV untuk bayi
mereka melalui ASI.
Daftar singkatan
AIDS: Acquired immune deficiency syndrome
HIV: Human immunodeficiency virus
CD4 +: sel T CD4 + pembantu
CCR5: Chemokine (C-C motif) reseptor 5
CDC: Centers for Disease Control dan Pencegahan
Yang: organisasi kesehatan dunia
PCP: pneumonia pneumosistis
TB: tuberkulosis
MTCT: ibu ke anak transmisi
HAART: terapi antiretrovirus sangat aktif
IMS STD: infeksi penyakit menular seksual
|
KEPERAWATAN
PERIOPERATIF
Pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi medis yang merupakan ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang karena membangkitkan reaksi stress baik fisiologis maupun psikologis. Reaksi fisiologis berkaitan langsung dengan tindakan bedah itu sendiri, sedangkan reaksi psikologis meskipun tidak berkaitan langsung dengan tindakan bedah namun sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pembedahan karena da-pat memicu respon yang lebih besar.
Pada dasarnya pembedahan merupakan stressor kepada
tubuh dan memicu respon neuroendokrin. Respon terdiri dari sistem saraf
simpathi dan respon hormon yang ber-fungsi melindungi tubuh dari ancaman
didera. Respon sistem saraf simpathi dengan vaso-konstriksi berguna untuk
mempertahankan tekanan darah agar cukup aliran darah ke jantung dan otak.
Kenaikan kardiak output dan pengurangan aktifitas gastrointestinal berguna
untuk mempertahankan tekanan darah, namun memiliki efek negatif anoreksia,
nyeri akibat gas dan konstipasi. Pada respon hormonal, peningkatan sekresi
glucocorticoid (cortex adrenal) menyebabkan retensi sodium untuk peningkatan
volume darah: katabolisme protein dan lemak untuk penyembuhan menyebabkan
peningkatan energi, tersedianya asam smino sehingga efek negatifnya menyebabkan
kehilangan potassium dan penurunan berat badan. Kenaikan produksi trombosit
berguna untuk mencegah perdarahan melalui pembekuan, namun efek negatifnya
menyebabkan penurunan berat badan, kemungkinan pemben-tukan thrombus, kenaikan
sekresi ADH menyebabkan peningkatan volume darah, namun bisa memungkinkan
kelebihan cairan.
Pada klien lanjut usia, kemampuan mentolerir bedah tergantung pada luasnya perubahan fisiologi yang terjadi akibat proses usia, lamanya prosedur bedah dan terdapatnya satu atau lebih penyakit menahun. Perubahan-perubahan fisiologis pada lansia yang mempengaruhi proses bedah adalah cardiovasculer, renal, pulmonari dan muskuloskeletal. Kecepatan jantung yang lebih lamban bisa menyebabkan shock, infeksi luka dan thrombo-phlebitis. Fungsi ginjal yang menurun menyebabkan respon terlambat terhadap anestesi serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Fungsi respiratori yang menurun menye-babkan atelektasis dan pneumonia. Mobilitas yang berkurang juga bisa menimbulkan atelektasis, pneumonia, thrombophlebitis serta konstipasi.
Respon psikologi seseorang terhadap pembedahan berbeda-beda. Pandangan bahwa pembedahan akan menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh tertentu serta nyeri yang hebat menyebabkan klien pada umumnya merasa takut atau cemas terhadap sesuatu yang belum pasti. Disinilah fungsi perawat untuk lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis pasien yang akan menjalani operasi.
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi berlangsung. Pada periode pre operatif yang lebih diutamakan adalah persiapan psikologis dan fisik sebelum operasi. Aspek yang paling penting pada periode ini adalah pendidikan kesehatan tentang hal-hal yang patut ia ketahui sebagai persiapan seperti persetujuan operasi sebagai syarat administratif maupun persiapan-persiapan menjelang operasi seperti puasa, bercukur, mandi, keramas, dll. Selain itu kesiapan yang tak kalah pentingnya adalah penyuluhan tentang peristiwa yang akan datang, latihan-latihan yang diperlukan pada periode pasca bedah guna mencegah komplikasi serta pengkajian sebelum penyuluhan tentang apa yang diketahui klien tentang tujuan bedah serta semua prosedur rutin, baik pra maupun
pasca bedah.
Pada periode intra operatif, tugas utama perawat adalah membantu/ bekerjasama dengan tim dalam pelaksanaan operasi. Sedang pada periode post operatif, tugas perawat adalah membantu klien dalam pemulihan setelah pembiusan, mempertahankan sistem tubuh berjalan baik, mencegah komplikasi pasca operasi dan mencegah ketidaknyamanan.
Pada klien lanjut usia, kemampuan mentolerir bedah tergantung pada luasnya perubahan fisiologi yang terjadi akibat proses usia, lamanya prosedur bedah dan terdapatnya satu atau lebih penyakit menahun. Perubahan-perubahan fisiologis pada lansia yang mempengaruhi proses bedah adalah cardiovasculer, renal, pulmonari dan muskuloskeletal. Kecepatan jantung yang lebih lamban bisa menyebabkan shock, infeksi luka dan thrombo-phlebitis. Fungsi ginjal yang menurun menyebabkan respon terlambat terhadap anestesi serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Fungsi respiratori yang menurun menye-babkan atelektasis dan pneumonia. Mobilitas yang berkurang juga bisa menimbulkan atelektasis, pneumonia, thrombophlebitis serta konstipasi.
Respon psikologi seseorang terhadap pembedahan berbeda-beda. Pandangan bahwa pembedahan akan menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh tertentu serta nyeri yang hebat menyebabkan klien pada umumnya merasa takut atau cemas terhadap sesuatu yang belum pasti. Disinilah fungsi perawat untuk lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis pasien yang akan menjalani operasi.
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum, selama dan sesudah operasi berlangsung. Pada periode pre operatif yang lebih diutamakan adalah persiapan psikologis dan fisik sebelum operasi. Aspek yang paling penting pada periode ini adalah pendidikan kesehatan tentang hal-hal yang patut ia ketahui sebagai persiapan seperti persetujuan operasi sebagai syarat administratif maupun persiapan-persiapan menjelang operasi seperti puasa, bercukur, mandi, keramas, dll. Selain itu kesiapan yang tak kalah pentingnya adalah penyuluhan tentang peristiwa yang akan datang, latihan-latihan yang diperlukan pada periode pasca bedah guna mencegah komplikasi serta pengkajian sebelum penyuluhan tentang apa yang diketahui klien tentang tujuan bedah serta semua prosedur rutin, baik pra maupun
pasca bedah.
Pada periode intra operatif, tugas utama perawat adalah membantu/ bekerjasama dengan tim dalam pelaksanaan operasi. Sedang pada periode post operatif, tugas perawat adalah membantu klien dalam pemulihan setelah pembiusan, mempertahankan sistem tubuh berjalan baik, mencegah komplikasi pasca operasi dan mencegah ketidaknyamanan.
1. PRE OPERATIF
a. Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi klien dari pelimpahan wewenang pembedahan dan melindungi ahli bedah dan rumah sakit terhadap pengaduan yang tidak disertai wewenang atau klien tidak menyadari resiko yang menyertai.
a. Merupakan ijin tertulis yang ditandatangani oleh klien untuk melindungi klien dari pelimpahan wewenang pembedahan dan melindungi ahli bedah dan rumah sakit terhadap pengaduan yang tidak disertai wewenang atau klien tidak menyadari resiko yang menyertai.
b. Pengkajian
Yang perlu dikaji adalah pengetahuan klien tentang:
- Tujuan pembedahan, prosedur pra dan post operasi.
- Latihan-latihan yang diperlukan pada post operasi guna mencegah kom-plikasi.
- Peristiwa yang akan datang.
Yang perlu dikaji adalah pengetahuan klien tentang:
- Tujuan pembedahan, prosedur pra dan post operasi.
- Latihan-latihan yang diperlukan pada post operasi guna mencegah kom-plikasi.
- Peristiwa yang akan datang.
KESIAPAN PSIKOLOGIS TERHADAP PEMBEDAHAN
Kecemasan yang berat akan mempengaruhi hipotalamus dan menimbulkan dua me-kanisme yang berbeda. Impuls pertama disponsori oleh sistem saraf simpatis yang akan mempengaruhi medula adrenal dalam memproduksi epinephrin dan nor epinephrin. Dalam keadaan normal, kedua substansi ini akan memberikan sirkulasi darah yang adekuat sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit terjaga, suhu tubuh stabil sehingga energi terpenuhi. Tetapi jika produksinya patologis akan meningkatkan rate dan kontraksi jantung, dilatasi pupil, penurunan motilitas GI tract hingga terjadi glikogenolisis dan gluko-neogenesis di hepar. Sedangkan mekanisme kedua akan mempengaruhi kelenjar hipofise anterior sehingga merangsang produksi hormon adrenokortikosteroid yaitu aldosteron dan glukokortikoid. Aldosteron berperan dalam mem-pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, reabsorbsi air dan natrium. Glukokortikoid menyediakan energi pada kondisi emergensi dan penyembuhan jaringan.
Kecemasan dapat timbul karena kesiapan psikologis terhadap pembedahan belum terjadi. Tanda-tanda fisiologis yang penting dalam indikasi cemas adalah:
- Kulit : pucat, lembab.
- Pupil : dilatasi.
- Respirasi : lebih dalam.
- Nadi : ritme dan kekuatan meningkat.
- Temperatur: sedikit meningkat.
- GI : anorexia, nausea.
- Motorik : gelisah, gerakan stereotypi, immobilitas (stress berat).
- Perilaku : rentang perhatian berkurang, kemampuan mengikuti perintah menurun.
- Interaksi: bertanya terus, pengungkapan negatif.
Kecemasan yang berat akan mempengaruhi hipotalamus dan menimbulkan dua me-kanisme yang berbeda. Impuls pertama disponsori oleh sistem saraf simpatis yang akan mempengaruhi medula adrenal dalam memproduksi epinephrin dan nor epinephrin. Dalam keadaan normal, kedua substansi ini akan memberikan sirkulasi darah yang adekuat sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit terjaga, suhu tubuh stabil sehingga energi terpenuhi. Tetapi jika produksinya patologis akan meningkatkan rate dan kontraksi jantung, dilatasi pupil, penurunan motilitas GI tract hingga terjadi glikogenolisis dan gluko-neogenesis di hepar. Sedangkan mekanisme kedua akan mempengaruhi kelenjar hipofise anterior sehingga merangsang produksi hormon adrenokortikosteroid yaitu aldosteron dan glukokortikoid. Aldosteron berperan dalam mem-pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, reabsorbsi air dan natrium. Glukokortikoid menyediakan energi pada kondisi emergensi dan penyembuhan jaringan.
Kecemasan dapat timbul karena kesiapan psikologis terhadap pembedahan belum terjadi. Tanda-tanda fisiologis yang penting dalam indikasi cemas adalah:
- Kulit : pucat, lembab.
- Pupil : dilatasi.
- Respirasi : lebih dalam.
- Nadi : ritme dan kekuatan meningkat.
- Temperatur: sedikit meningkat.
- GI : anorexia, nausea.
- Motorik : gelisah, gerakan stereotypi, immobilitas (stress berat).
- Perilaku : rentang perhatian berkurang, kemampuan mengikuti perintah menurun.
- Interaksi: bertanya terus, pengungkapan negatif.
3. KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Data mengenai penginderaan dan bahasa menunjukkan kemampuan klien untuk mengerti petunjuk-petunjuk dan kemampuan menerima pengalamam perioperatif.
Data mengenai penginderaan dan bahasa menunjukkan kemampuan klien untuk mengerti petunjuk-petunjuk dan kemampuan menerima pengalamam perioperatif.
4. OKSIGENASI
Adanya riwayat gangguan respirasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan paru-paru serta potensial atelektasis atau pneumonia pasca bedah. Riwayat gangguan vaskuler berpengaruh terhadap gangguan suplay O2 pasca bedah.
Adanya riwayat gangguan respirasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan paru-paru serta potensial atelektasis atau pneumonia pasca bedah. Riwayat gangguan vaskuler berpengaruh terhadap gangguan suplay O2 pasca bedah.
5. NUTRISI
Kelebihan atau kekurangan berat badan dapat dihitung dari rasio tinggi badan dan berat badan. Defisiensi nutrisi harus dicegah. Intake diit yang tidak adekuat, mual, anoreksia dan kondisi oral jelek akan mempengaruhi intake nutrisi sebelum operasi dan merupakan faktor yang harus dipertim-bangkan pada periode pasca bedah.
Kelebihan atau kekurangan berat badan dapat dihitung dari rasio tinggi badan dan berat badan. Defisiensi nutrisi harus dicegah. Intake diit yang tidak adekuat, mual, anoreksia dan kondisi oral jelek akan mempengaruhi intake nutrisi sebelum operasi dan merupakan faktor yang harus dipertim-bangkan pada periode pasca bedah.
6. ELIMINASI
Mobilitas dan ambulatori merupakan kegiatan penting pasca bedah untuk men-cegah komplikasi. Kurang kegiatan menyebabkan konstipasi pasca bedah, terutama bila memiliki riwayat konstipasi kronis.
Mobilitas dan ambulatori merupakan kegiatan penting pasca bedah untuk men-cegah komplikasi. Kurang kegiatan menyebabkan konstipasi pasca bedah, terutama bila memiliki riwayat konstipasi kronis.
7. AKTIFITAS
Kemampuan bergerak dan berjalan pada pasca bedah akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada gerakan yang maksimum.
Kemampuan bergerak dan berjalan pada pasca bedah akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada gerakan yang maksimum.
8. KENYAMANAN
Kegiatan rutin ataupun prosedur tertentu perlu dijelaskan kepada klien demi mencegah salah pengertian, serta untuk meningkatkan pengetahuan dan me-ngurangi kecemasan.
Pada periode intra operatif, pengkajian difokuskan pada perubahan hemodinamik, ke-amanan dan keselamatan, pengaturan posisi serta koordinasi kesiapan proses pembe-dahan. Tindakan keperawatan yang harus dilakukan:
1. Pengelolaan keamanan dan keselamatan fisik.
– Jaminan perhitungan kassa, jarum, instrumen harus cocok untuk pemakaian.
– Mengatur posisi klien:
a. Posisi fungsional.
b. Membuka daerah operasi.
c. Mempertahankan posisi selama prosedur.
– Memasang alat ground.
– Menyiapkan bahan fisik.
2. Pemantauan fisiologis
– Mengkalkulasi kebutuhan cairan dan pengaruh akibat kekurangan cairan.
– Membandingkan data abnormal dari cardio pulmonal.
– Melaporkan perubahan.
3. Manajemen keperawatan
– Menyiapkan keselamatan fisik.
– Mempertahankan aseptis lingkungan.
– Pengelola SDM yang efektif.
Pada fase post operatif, pengkajian difokuskan pada kelancaran saluran nafas, karena bila terjadi obstruksi kemungkinan terjadi gangguan ventilasi yang mungkin disebab-kan karena pengaruh obat-obatan, anestetik, narkotik dan karena tekanan diafragma. Selain itu juga penting untuk mempertahankan sirkulasi dengan mewaspadai terjadinya hipotensi dan aritmia kardiak. Oleh karena itu perlu memantau TTV setiap 10-15 me-nit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam sekali.
Keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan fisik berupa nyeri dan kenya-manan psikologis juga perlu dikaji sehingga perlu adanya orientasi dan bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasi dan nafas dalam untuk mempercepat hilangnya pengaruh anestesi.
Kegiatan rutin ataupun prosedur tertentu perlu dijelaskan kepada klien demi mencegah salah pengertian, serta untuk meningkatkan pengetahuan dan me-ngurangi kecemasan.
Pada periode intra operatif, pengkajian difokuskan pada perubahan hemodinamik, ke-amanan dan keselamatan, pengaturan posisi serta koordinasi kesiapan proses pembe-dahan. Tindakan keperawatan yang harus dilakukan:
1. Pengelolaan keamanan dan keselamatan fisik.
– Jaminan perhitungan kassa, jarum, instrumen harus cocok untuk pemakaian.
– Mengatur posisi klien:
a. Posisi fungsional.
b. Membuka daerah operasi.
c. Mempertahankan posisi selama prosedur.
– Memasang alat ground.
– Menyiapkan bahan fisik.
2. Pemantauan fisiologis
– Mengkalkulasi kebutuhan cairan dan pengaruh akibat kekurangan cairan.
– Membandingkan data abnormal dari cardio pulmonal.
– Melaporkan perubahan.
3. Manajemen keperawatan
– Menyiapkan keselamatan fisik.
– Mempertahankan aseptis lingkungan.
– Pengelola SDM yang efektif.
Pada fase post operatif, pengkajian difokuskan pada kelancaran saluran nafas, karena bila terjadi obstruksi kemungkinan terjadi gangguan ventilasi yang mungkin disebab-kan karena pengaruh obat-obatan, anestetik, narkotik dan karena tekanan diafragma. Selain itu juga penting untuk mempertahankan sirkulasi dengan mewaspadai terjadinya hipotensi dan aritmia kardiak. Oleh karena itu perlu memantau TTV setiap 10-15 me-nit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam sekali.
Keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamanan fisik berupa nyeri dan kenya-manan psikologis juga perlu dikaji sehingga perlu adanya orientasi dan bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasi dan nafas dalam untuk mempercepat hilangnya pengaruh anestesi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://muhammadkhoirulmanan.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-urtikaria.html
http://koekoeh.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-urtikaria.html
http://ners-blog.blogspot.com/2011/10/proses-keperawatan-ruang-isolasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar